Pemulihan Jalan Aceh Dipercepat Demi Kelancaran Suplai Logistik Nasional

Jumat, 05 Desember 2025 | 08:08:48 WIB
Pemulihan Jalan Aceh Dipercepat Demi Kelancaran Suplai Logistik Nasional

JAKARTA - Kebutuhan menjaga kelancaran suplai logistik di wilayah terdampak bencana menjadi fokus utama pemerintah setelah banjir bandang dan tanah longsor melanda sejumlah daerah di Aceh.

Kementerian Pekerjaan Umum (PU) bergerak cepat melakukan pemulihan konektivitas jalan nasional sebagai langkah mendesak yang diperlukan agar aktivitas masyarakat tidak terhenti dan risiko sosial dapat ditekan.

Berbagai ruas yang sempat lumpuh kini mulai kembali dapat dilalui. Pemulihan cepat dilakukan melalui pengalihan alat berat dari proyek lain sehingga upaya pembukaan jalan yang tertutup sedimen, lumpur, maupun material longsor bisa dikebut. Mengingat jalur nasional memegang peran vital bagi arus logistik dan mobilitas bantuan, percepatan pemulihan menjadi sangat krusial bagi masyarakat terdampak.

Menteri PU Dody Hanggodo menegaskan bahwa pemulihan jalur transportasi merupakan tahap prioritas sebelum melangkah ke fase rehabilitasi. “Pascabencana banjir dan longsor di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat, pembukaan kembali jalur transportasi menjadi prioritas utama. Sebelum pemerintah berbicara lebih jauh mengenai tahap rehabilitasi dan rekonstruksi infrastruktur,” ujar Dody.

Upaya Pemulihan Jalan yang Diprioritaskan di Lapangan

Menurut laporan Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Aceh per 3 Desember 2025, beberapa ruas strategis telah tersambung kembali. Ruas Banda Aceh–Meureudu menjadi salah satu yang sudah fungsional setelah sebelumnya terputus akibat banjir. Jalan batas Kota Lhokseumawe–Kota Langsa juga kembali terbuka, meskipun proses pembersihan sedimen tetap berlangsung untuk meningkatkan kenyamanan pengguna jalan.

Ruas Kota Langsa–Kota Kuala Simpang pun telah tertangani dari endapan material banjir. Adapun ruas Kota Kuala Simpang–Batas Provinsi Sumatra Utara kini dapat dilewati seluruh jenis kendaraan. Berbagai alat berat diturunkan untuk mempercepat pembersihan, seperti empat unit excavator backhoe, dua unit wheel loader, dan dua unit motor grader.

Sementara itu, ruas Kota Kutacane–Batas Provinsi Sumatra Utara telah kembali dapat dilalui. Di wilayah dataran tinggi, ruas Genting Gerbang–Celala–Batas Aceh Tengah/Nagan Raya sudah terhubung untuk kendaraan roda dua dan menjadi akses penting bagi masyarakat setempat. Ruas Simpang Uning–Uwaq–Blangkejeren pun telah dapat dilewati sepeda motor dan kini disiapkan untuk dibuka bagi kendaraan roda empat.

Dukungan Balai Wilayah Sungai dalam Penanganan Dampak Bencana

Selain memastikan akses jalan nasional pulih, Kementerian PU melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatra I turut melakukan penanganan lanjutan di Kabupaten Aceh Tamiang. BWS mengerahkan satu excavator dan satu wheel loader untuk membersihkan sampah, lumpur, dan material yang menutup badan jalan serta drainase.

Akses di wilayah Aceh Tamiang kini telah tembus kembali sehingga penyaluran bantuan logistik ke pusat pelayanan menjadi lebih lancar. Tidak hanya fokus pada penanganan fisik, BWS Sumatra I juga menyalurkan bantuan sembako kepada masyarakat terdampak sebagai bagian dari upaya pemulihan cepat.

Proses Perbaikan yang Masih Berlanjut di Sejumlah Ruas

Meski sebagian besar jalur penting telah pulih, ada beberapa ruas yang masih dalam proses penanganan intensif. Ruas Meureudu–Batas Pidie Jaya/Bireuen, Bireuen–Bener Meriah, Bireuen–Aceh Tengah, Gayo Lues–Kutacane, Aceh Tengah–Nagan Raya, serta Geumpang–Pameue–Simpang Uning menjadi fokus lanjutan karena kondisi kerusakan yang lebih berat.

Penanganan dilakukan menggunakan berbagai metode darurat seperti pemasangan jembatan bailey, penimbunan oprit, pengalihan aliran sungai, hingga pembukaan jalur sementara. Dengan cara tersebut, akses dapat dibuka secara cepat sambil menunggu proses perbaikan permanen. Pekerjaan konstruksi berada pada tahap akhir dengan target penyelesaian bertahap antara 8 hingga 17 Desember 2025.

Dampak Pemulihan Akses terhadap Mobilitas dan Ekonomi

Pemulihan jalan di wilayah terdampak memberikan dampak signifikan bagi aktivitas warga. Akses yang kembali terbuka memungkinkan bantuan logistik, layanan kesehatan, dan kebutuhan dasar lainnya menjangkau lokasi yang sempat terisolasi. Mobilitas masyarakat juga mulai kembali normal sehingga pemulihan ekonomi lokal dapat berjalan lebih cepat.

Menteri PU Dody Hanggodo menyampaikan harapan bahwa pembukaan akses secara bertahap akan menjadi momentum kebangkitan bagi daerah terdampak. “Diharapkan pulihnya akses secara bertahap ini dapat mempermudah distribusi logistik dan bantuan serta menghidupkan kembali mobilitas masyarakat dan aktivitas perekonomian di wilayah terdampak,” pungkasnya.

Upaya percepatan ini menegaskan pentingnya infrastruktur jalan sebagai penopang utama kehidupan masyarakat, terutama dalam situasi darurat. Dengan dibukanya kembali sejumlah jalur, proses pemulihan dapat berjalan lebih efektif dan mendukung stabilitas aktivitas sosial-ekonomi di Aceh dan wilayah sekitarnya.

Terkini