JAKARTA - Upaya percepatan pemulihan akibat banjir dan longsor di sejumlah wilayah Sumatra terus menjadi perhatian pemerintah pusat.
Salah satu langkah nyata terlihat ketika Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka turun langsung ke berbagai wilayah terdampak. Peninjauan ini tidak hanya menjadi bentuk kepedulian, tetapi juga memastikan bahwa arahan Presiden Prabowo Subianto mengenai percepatan penanganan bencana berjalan sesuai rencana.
Sejak bertolak dari Pangkalan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma pada Kamis, 4 Desember 2025 menggunakan pesawat Kepresidenan Boeing 737-800, agenda Wapres difokuskan untuk melihat kondisi nyata di daerah-daerah yang paling terdampak.
Provinsi pertama yang dikunjungi adalah Sumatra Barat, tepatnya Desa Salareh Aia, Kecamatan Palembayan. Daerah ini menjadi salah satu wilayah yang mengalami kerusakan paling parah setelah banjir bandang menerjang pada Kamis, 27 November 2025.
Akses menuju wilayah tersebut masih terbatas, sehingga Wapres melanjutkan perjalanan dengan sepeda motor untuk mencapai permukiman warga. Kondisi inilah yang membuat pemerintah perlu mengevaluasi kecepatan distribusi bantuan serta pemulihan infrastruktur.
Fokus Pemerintah pada Distribusi Bantuan Mendesak
Setibanya di lokasi, Wapres meninjau area permukiman, dapur umum, dan posko pengungsian yang dikelola Kodam XX/Tuanku Imam Bonjol. Ia memastikan bahwa distribusi bantuan berjalan baik serta fasilitas darurat dapat memenuhi kebutuhan mendesak warga terdampak, seperti makanan, sanitasi, dan layanan dasar lainnya.
Selain berdialog langsung dengan pengungsi, Gibran juga menyerahkan bantuan berupa paket sembako, selimut, perlengkapan kebersihan, hingga mainan anak-anak. Kehadiran Wapres ini sekaligus membawa salam dari Presiden Prabowo kepada masyarakat Sumatra.
Dalam kesempatan tersebut, Wapres mengungkapkan belasungkawa mendalam kepada seluruh korban dan menegaskan bahwa pemerintah tidak akan meninggalkan masyarakat dalam kondisi sulit. “Salam hangat dari Bapak Presiden Prabowo, duka cita yang mendalam kepada seluruh korban. Saya mohon maaf sebelumnya, Bapak-Ibu tidak sendiri, warga Sumatra tidak sendiri. Kami diperintah Bapak Presiden untuk melakukan percepatan pemulihan pasca bencana ini,” ujarnya.
Ia juga memastikan bahwa percepatan distribusi bantuan melalui jalur darat, udara, dan laut akan menjadi prioritas utama. Perbaikan akses komunikasi, puskesmas, sekolah, jembatan, dan jalan menjadi fokus selanjutnya agar arus bantuan logistik, termasuk BBM, dapat kembali lancar.
Sinergi Pemerintah Diutamakan untuk Mempercepat Pemulihan
Wapres menekankan pentingnya sinergi semua pihak termasuk TNI–Polri, BNPB, pemerintah daerah, dan relawan. Menurutnya, percepatan pemulihan hanya bisa tercapai jika semua unsur bekerja secara terpadu. Ia menyebut bahwa seluruh masukan masyarakat sudah dicatat dan akan segera ditindaklanjuti oleh pemerintah pusat.
“Sekali lagi kami sudah diperintah Pak Presiden untuk melakukan percepatan pemulihan, anak-anak, sekolahnya, dan lain-lainnya nanti akan kami prioritaskan. Hari ini kami mengunjungi tiga provinsi, tujuannya untuk mempercepat pemulihan,” kata Wapres.
Usai menyelesaikan kunjungan di Kabupaten Agam, Wapres langsung bergerak menuju Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatra Utara. Kehadiran Wapres di daerah terdampak menunjukkan komitmen pemerintah untuk mengutamakan respon cepat dan terukur dalam penanganan bencana, terutama pada wilayah yang mengalami kerusakan parah.
Kerusakan Infrastruktur Jadi Perhatian Serius Pemerintah
Di Tapanuli Selatan, Wapres meninjau Desa Garoga, Kecamatan Batang Toru, salah satu wilayah yang porak-poranda akibat banjir bandang pada Selasa pagi, 25 November 2025. Rumah-rumah warga, kendaraan, sekolah, masjid, gereja, serta fasilitas umum lainnya rusak tertimbun lumpur dan puing kayu. Kondisi ini memperlihatkan betapa besar dampak bencana dan betapa mendesaknya pemulihan yang harus dilakukan pemerintah.
Setelah meninjau permukiman, Wapres mengunjungi Posko Penanggulangan Bencana di Desa Batu Hula. Ia ingin memastikan bahwa penyaluran logistik dan kebutuhan dasar—mulai dari pangan, sanitasi, hingga layanan kesehatan—tersalurkan dengan baik. Gibran meminta seluruh pihak terkait untuk mempercepat distribusi bantuan, terutama ke daerah terisolasi.
“Ini saya minta untuk segera melakukan percepatan penyaluran distribusi bantuan lewat jalur darat, udara, laut, dan pastikan di tempat-tempat yang terisolir ini bisa terjangkau juga,” tegasnya.
Instruksi serupa juga disampaikan terkait percepatan perbaikan infrastruktur, baik rumah penduduk, akses jalan, sekolah, jembatan, maupun fasilitas publik lainnya. “Tadi ada adik yang sekolah, nanti akan dibangun kembali ya, tunggu dulu ya. Listrik, terus jalur untuk BBM nanti akan segera dipulihkan,” lanjutnya.
Penanganan Bencana di Aceh Jadi Rangkaian Kunjungan Terakhir
Rangkaian kunjungan kemudian berlanjut ke Kabupaten Aceh Singkil, Aceh, yang juga menghadapi dampak serius dari banjir dan longsor. Dalam peninjauan ini, Wapres fokus pada evaluasi infrastruktur, pendataan kerusakan, dan jalannya penyaluran logistik. Pemerintah ingin memastikan bahwa rencana pemulihan jangka panjang segera disiapkan dan dijalankan.
Wapres mendengarkan laporan teknis dari pemerintah daerah serta tim penanganan bencana sebagai bagian dari langkah terstruktur dalam menentukan kebijakan lanjutan. Upaya ini menunjukkan bahwa pemerintah tidak hanya bersifat reaktif, tetapi juga ingin memperkuat ketahanan wilayah dari potensi bencana selanjutnya.