Terungkap! 4 Faktor Utama Asam Lambung Banyak Menyerang Gen Z

Jumat, 05 Desember 2025 | 11:31:35 WIB
Terungkap! 4 Faktor Utama Asam Lambung Banyak Menyerang Gen Z

JAKARTA - Asam lambung atau Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) kini tidak lagi identik dengan usia tua. Tren terbaru menunjukkan peningkatan signifikan pada generasi muda, khususnya Gen Z, yang berusia antara 12 hingga 27 tahun. 

Kondisi ini terjadi ketika asam lambung naik ke kerongkongan, menimbulkan sensasi terbakar di dada atau nyeri yang mengganggu.

Data dan observasi klinis memperlihatkan kasus GERD pada Gen Z meningkat hingga 36 persen, menurut Sekretaris Jenderal PB IDI, dr. Ulul Albab. Fenomena ini mengkhawatirkan karena dulunya penyakit ini banyak menyerang orang di atas 40 tahun. Perubahan pola hidup modern menjadi faktor utama meningkatnya kasus, mulai dari pola makan hingga tekanan mental.

Berikut ini ulasan mengenai penyebab mengapa asam lambung banyak diderita oleh generasi muda saat ini.

Pola Makan Tidak Teratur dan Gaya Hidup Serba Cepat

Salah satu faktor terbesar adalah pola makan yang tidak sehat dan tidak teratur. Banyak Gen Z melewatkan sarapan, menggantinya dengan camilan tinggi lemak atau makanan cepat saji seperti burger, pizza, atau nugget. Kandungan lemak jenuh dalam makanan tersebut memperlambat pengosongan lambung dan meningkatkan risiko refluks asam.

Selain itu, makanan pedas dan asam juga populer di kalangan generasi muda. Jenis makanan ini dapat mengiritasi lambung dan meningkatkan produksi asam. Konsumsi makanan larut malam sebelum tidur turut berkontribusi pada refluks karena posisi tubuh horizontal memudahkan asam lambung naik ke kerongkongan.

Minuman berkafein dan bersoda juga menjadi faktor signifikan. Kopi, teh, minuman energi, dan soda mengandung kafein serta gas yang melemahkan otot sfingter esofagus, yang berfungsi mencegah naiknya asam lambung. Studi menunjukkan konsumsi lebih dari dua cangkir kopi per hari meningkatkan risiko munculnya gejala GERD.

Kebiasaan Buruk yang Memperparah GERD

Kurang tidur atau begadang yang kerap dialami generasi muda berdampak pada metabolisme tubuh. Ketika tidur terganggu, tubuh tidak memiliki waktu untuk memperbaiki diri, sehingga memperburuk gejala GERD dan masalah pencernaan lainnya. Ritme alami sistem pencernaan pun ikut terganggu.

Kebiasaan duduk terlalu lama di depan gadget dan minim aktivitas fisik juga memperlambat metabolisme, memperburuk gejala asam lambung. Selain itu, merokok dan konsumsi alkohol memiliki efek melemahkan sfingter esofagus, memudahkan naiknya asam lambung dan memperparah kondisi GERD.

Tekanan Mental dan Stres yang Tinggi

Tekanan akademik, media sosial, masalah finansial, dan persaingan sosial menjadi sumber stres tinggi pada generasi muda. Stres memicu tubuh memproduksi asam lambung berlebih dan menurunkan tekanan sfingter esofagus, sehingga asam lebih mudah naik ke kerongkongan.

Lingkaran setan pun muncul: stres memicu GERD, sementara gejala GERD meningkatkan tingkat stres. Gangguan kecemasan dan masalah kesehatan mental lainnya berhubungan langsung dengan gejala seperti perut mulas, mual, dan nyeri dada. Pengelolaan stres melalui olahraga dan relaksasi menjadi salah satu kunci mencegah gejala semakin parah.

Faktor Tambahan yang Memengaruhi GERD

Selain pola hidup, faktor genetik juga berperan dalam perkembangan GERD. Jika ada riwayat keluarga dengan penyakit ini, risiko bagi generasi muda meningkat meski bukan penyebab utama.

Konsumsi obat tertentu, seperti aspirin, ibuprofen, obat penenang, dan obat tekanan darah, juga dapat memicu iritasi lambung. Infeksi bakteri Helicobacter pylori (H. pylori) meningkatkan produksi asam lambung, memperburuk kondisi GERD.

Jika tidak ditangani, GERD dapat menimbulkan komplikasi serius, termasuk peradangan kerongkongan (esofagitis), tukak lambung, penyempitan saluran esofagus, bahkan risiko kanker kerongkongan. Oleh karena itu, perubahan gaya hidup menjadi sangat penting.

Cara Mengurangi Risiko dan Mengelola GERD

Mengatur pola makan menjadi kunci utama. Konsumsi makanan teratur, hindari makan dalam porsi besar sekaligus, batasi makanan pedas dan asam, serta kurangi konsumsi kopi atau minuman berkafein tinggi. Posisi tubuh saat tidur juga penting, hindari langsung berbaring setelah makan.

Selain itu, olahraga rutin membantu memperlancar metabolisme, mengurangi stres, dan menjaga berat badan. Mengelola stres melalui teknik relaksasi, meditasi, atau aktivitas fisik dapat mengurangi risiko produksi asam berlebih dan memperbaiki fungsi pencernaan.

Dengan memahami faktor-faktor pemicu ini dan menerapkan gaya hidup sehat, generasi muda dapat mencegah dan mengurangi gejala GERD, menjaga kesehatan lambung, serta mengurangi risiko komplikasi serius di masa depan.

Terkini