Pendapatan Bank Riau Kepri Syariah Meningkat, Efisiensi Kian Terjaga

Pendapatan Bank Riau Kepri Syariah Meningkat, Efisiensi Kian Terjaga
Pendapatan Bank Riau Kepri Syariah Meningkat, Efisiensi Kian Terjaga

JAKARTA - Kinerja PT Bank Pembangunan Daerah Riau Kepri Syariah (Perseroda) terus menunjukkan konsistensi pertumbuhan di tengah kompetisi industri perbankan syariah yang semakin ketat. 

Hingga kuartal III/2025, bank daerah berbasis syariah ini kembali menorehkan capaian positif, baik dari sisi profitabilitas, pembiayaan, maupun efisiensi operasional.

Dalam laporan keuangannya yang dipublikasikan melalui Harian Bisnis Indonesia, Bank Riau Kepri Syariah berhasil membukukan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp218,20 miliar hingga akhir September 2025. 

Baca Juga

Monggo rawuh! 11-14 Desember Grand City Convex Surabaya Jadi Tuan Rumah Livin Fest 2025

Capaian tersebut meningkat 3,46% secara tahunan (year-on-year/YoY) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat Rp210,90 miliar.

Kenaikan laba ini mencerminkan kinerja solid bank dalam menjaga keseimbangan antara pertumbuhan pendapatan, efisiensi biaya, dan pengelolaan risiko yang hati-hati.

Pendapatan Penyaluran Dana Tumbuh Dua Digit

Peningkatan kinerja Bank Riau Kepri Syariah didorong oleh pendapatan dari penyaluran dana yang tumbuh signifikan. Hingga kuartal III/2025, pendapatan tersebut tercatat sebesar Rp1,85 triliun, atau naik 10,05% YoY dibandingkan periode yang sama pada tahun 2024 senilai Rp1,68 triliun.

Sejalan dengan itu, bagi hasil untuk pemilik dana investasi turut meningkat 8,37% YoY, dari Rp679,48 miliar menjadi Rp736,38 miliar hingga September 2025.

Dengan demikian, pendapatan setelah distribusi bagi hasil yang diraih perseroda mencapai Rp1,11 triliun, tumbuh 11,18% YoY dibandingkan dengan periode sebelumnya sebesar Rp1,00 triliun.

Pertumbuhan dua digit ini menjadi indikator bahwa strategi penyaluran dana berbasis prinsip syariah yang diterapkan bank berjalan efektif, serta mencerminkan kepercayaan masyarakat terhadap layanan keuangan syariah yang ditawarkan.

Laba Operasional dan Kinerja Efisiensi Meningkat

Selain mencatat pertumbuhan laba bersih, laba operasional Bank Riau Kepri Syariah juga mengalami peningkatan. Hingga September 2025, laba operasional mencapai Rp298,88 miliar, tumbuh 2,21% YoY dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp292,42 miliar.

Sementara itu, laba tahun berjalan sebelum pajak tercatat sebesar Rp279,74 miliar, atau naik 3,46% YoY dibandingkan capaian Rp270,38 miliar pada kuartal III/2024.

Efisiensi biaya juga menjadi salah satu faktor penting dalam peningkatan kinerja. Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) berhasil ditekan dari 89,35% menjadi 84,63%, menunjukkan kemampuan bank dalam menekan beban operasional di tengah pertumbuhan pendapatan.

Meski demikian, Net Operating Margin (NOM) sedikit menyusut dari 0,97% menjadi 0,93%, namun tetap dalam batas wajar dan mencerminkan kestabilan pengelolaan pendapatan bersih.

Penyaluran Pembiayaan dan Dana Pihak Ketiga Terjaga Stabil

Dari sisi intermediasi, Bank Riau Kepri Syariah terus memperkuat perannya dalam menyalurkan pembiayaan produktif bagi masyarakat dan pelaku usaha. Hingga September 2025, total pembiayaan bagi hasil yang disalurkan mencapai Rp10,38 triliun.

Capaian tersebut menjadi bukti bahwa bank tetap fokus menjalankan fungsi intermediasi, terutama dalam memperkuat sektor-sektor riil berbasis prinsip syariah di wilayah Riau dan Kepulauan Riau.

Di sisi penghimpunan dana, bank berhasil menghimpun simpanan giro sebesar Rp114,72 miliar serta tabungan sebesar Rp1,39 triliun hingga September 2025. Dengan demikian, total dana simpanan wadiah yang dikelola Bank Riau Kepri Syariah mencapai Rp1,51 triliun.

Peningkatan simpanan menunjukkan kepercayaan masyarakat yang terus tumbuh terhadap layanan bank syariah daerah ini, sejalan dengan tren meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap produk keuangan halal dan beretika.

Kinerja Keuangan dan Profil Risiko Tetap Sehat

Secara umum, indikator keuangan Bank Riau Kepri Syariah menunjukkan posisi yang solid dan berdaya tahan. Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) tercatat sebesar 20,69%, jauh di atas ketentuan minimum yang ditetapkan regulator.

Dari sisi kualitas pembiayaan, Non-Performing Financing (NPF) gross berada di level 2,61%, sedangkan NPF net tercatat hanya 0,53%. Angka ini menunjukkan kualitas aset yang terjaga baik, mencerminkan kehati-hatian bank dalam menyalurkan pembiayaan dan mengelola risiko kredit.

Dengan tingkat permodalan yang kuat dan rasio pembiayaan bermasalah yang rendah, Bank Riau Kepri Syariah memiliki ruang yang cukup untuk memperluas ekspansi usaha di masa mendatang, tanpa mengorbankan stabilitas keuangan.

Fokus pada Pertumbuhan Berkelanjutan dan Inklusi Keuangan Syariah

Pencapaian positif hingga kuartal III/2025 ini memperlihatkan komitmen Bank Riau Kepri Syariah untuk menjadi motor penggerak ekonomi daerah yang berlandaskan prinsip syariah. 

Sebagai bank daerah yang bertransformasi penuh menjadi lembaga keuangan syariah, perseroda ini berupaya mengintegrasikan nilai-nilai keberlanjutan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat ke dalam setiap lini bisnisnya.

Dalam jangka panjang, Bank Riau Kepri Syariah menargetkan penguatan struktur pendanaan, perluasan jaringan layanan digital, serta peningkatan literasi keuangan syariah bagi masyarakat. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan inklusi keuangan, terutama bagi pelaku usaha mikro dan kecil di wilayah Riau dan Kepulauan Riau.

Kinerja yang positif juga menjadi refleksi dari strategi manajemen dalam menjaga keseimbangan antara ekspansi bisnis dan prinsip kehati-hatian. Melalui pendekatan ini, Bank Riau Kepri Syariah berpotensi terus tumbuh stabil, memperkuat posisi sebagai salah satu bank daerah syariah terkemuka di Indonesia.

Menatap Akhir Tahun dengan Optimisme

Menjelang akhir 2025, Bank Riau Kepri Syariah optimistis mampu mempertahankan momentum pertumbuhan yang telah terbentuk. 

Dengan dukungan tata kelola yang baik, inovasi layanan berbasis digital, serta penerapan manajemen risiko yang ketat, bank ini diyakini mampu memperluas pangsa pasar dan memperkuat kontribusinya terhadap pembangunan ekonomi daerah.

Secara keseluruhan, kinerja keuangan yang terjaga, efisiensi operasional yang meningkat, dan pembiayaan yang sehat menegaskan posisi Bank Riau Kepri Syariah sebagai lembaga keuangan syariah yang tangguh dan berdaya saing tinggi.

Dengan fundamental kuat dan fokus pada penguatan sektor produktif, bank ini diperkirakan akan terus menjadi salah satu pilar penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi berbasis syariah di Indonesia.

Sindi

Sindi

navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Monggo rawuh! 11-14 Desember Grand City Convex Surabaya Jadi Tuan Rumah Livin Fest 2025

Monggo rawuh! 11-14 Desember Grand City Convex Surabaya Jadi Tuan Rumah Livin Fest 2025

RPP Penataan Ruang Jadi Instrumen Strategis Perkuat Tata Kelola Nasional

RPP Penataan Ruang Jadi Instrumen Strategis Perkuat Tata Kelola Nasional

IPB University Siapkan Proyek Strategis Ambisius untuk Periode Mendatang

IPB University Siapkan Proyek Strategis Ambisius untuk Periode Mendatang

Pelaku Properti Syariah Didorong Berperan Aktif Wujudkan Program Perumahan Nasional

Pelaku Properti Syariah Didorong Berperan Aktif Wujudkan Program Perumahan Nasional

Dekarbonisasi Konstruksi Jadi Fokus Utama Insinyur dan Industri di Indonesia

Dekarbonisasi Konstruksi Jadi Fokus Utama Insinyur dan Industri di Indonesia