Flyover Nurtanio Bandung Capai 65 Persen Dukung Lalu Lintas Lancar

Flyover Nurtanio Bandung Capai 65 Persen Dukung Lalu Lintas Lancar
Flyover Nurtanio Bandung Capai 65 Persen Dukung Lalu Lintas Lancar

JAKARTA - Pembangunan infrastruktur transportasi di Kota Bandung terus menunjukkan progres signifikan. 

Salah satu proyek yang tengah menjadi sorotan adalah flyover Nurtanio, yang kini memasuki tahap penyelesaian konstruksi dengan capaian fisik sekitar 65 persen. 

Proyek ini bukan sekadar pembangunan jembatan layang, tetapi juga bagian penting dari strategi pemerintah dalam memperlancar arus kendaraan dan mendukung operasional Kereta Cepat Jakarta–Bandung (Whoosh).

Baca Juga

RPP Penataan Ruang Jadi Instrumen Strategis Perkuat Tata Kelola Nasional

Langkah ini menjadi bukti nyata bagaimana pemerintah berupaya menghadirkan solusi berkelanjutan terhadap permasalahan klasik di perkotaan, seperti kemacetan dan kecelakaan lalu lintas di perlintasan sebidang kereta api.

Pembangunan On Track, Ditarget Rampung Akhir 2025

Menurut laporan resmi Kementerian Pekerjaan Umum (PU), proyek flyover Nurtanio menunjukkan progres positif. Menteri PU Dody Hanggodo menyampaikan bahwa pekerjaan berjalan sesuai jadwal dan diharapkan rampung pada akhir tahun 2025.

“Konektivitas antar wilayah diperlukan agar mobilitas barang, jasa, dan manusia lebih efisien,” ujar Dody.

Flyover ini dirancang dengan panjang total 550 meter, menghubungkan Jalan Dr. Abdulrachman Saleh dengan Jalan L.M.U. Nurtanio (Jalan Garuda). 

Kawasan ini selama bertahun-tahun dikenal sebagai titik kemacetan kronis di Kota Bandung karena merupakan pertemuan arus kendaraan dari empat arah sekaligus. 

Ditambah lagi, kawasan tersebut kerap dilalui oleh perjalanan kereta api dengan frekuensi tinggi, sehingga antrean kendaraan sering tak terhindarkan.

Fokus Pekerjaan pada Struktur dan Penyambungan Jembatan

Dody menjelaskan, pada minggu kedua bulan November 2025, fokus pekerjaan difokuskan pada pengecoran badan jembatan dan penyelesaian abutment 2 (A2). 

Pihak kontraktor juga mempercepat sejumlah pekerjaan struktur utama untuk memastikan penyambungan bentang jembatan selesai sesuai jadwal yang telah ditetapkan.

“Pada minggu kedua November 2025, pekerjaan difokuskan pada persiapan pengecoran badan jembatan serta penyelesaian abutment 2 (A2). Sejumlah pekerjaan struktur kini dipercepat untuk memastikan penyambungan bentang jembatan dapat selesai sesuai jadwal,” jelasnya.

Upaya percepatan ini menunjukkan bahwa pembangunan dilakukan secara terukur dan diawasi ketat, baik dari sisi teknis maupun keamanan. 

Pemerintah memastikan bahwa seluruh tahapan pembangunan tetap memenuhi standar keselamatan konstruksi nasional, mengingat flyover ini akan menjadi salah satu jalur vital di wilayah Bandung utara.

Dampak Langsung bagi Lalu Lintas dan Ekonomi Lokal

Kehadiran flyover Nurtanio diproyeksikan membawa dampak signifikan terhadap kelancaran arus lalu lintas di kawasan sekitar Jalan Abdurrahman Saleh, Jalan Garuda, dan Andir. Dengan terbangunnya jembatan ini, potensi antrean kendaraan akibat perlintasan sebidang dapat ditekan secara drastis.

“Selain mengurai kemacetan, proyek ini juga menjadi bagian dari dukungan infrastruktur jalan terhadap operasional Kereta Cepat Jakarta–Bandung (Whoosh) dan KA Feeder Padalarang–Bandung,” lanjut Dody.

Tak hanya memperlancar arus kendaraan pribadi, keberadaan flyover ini juga akan menunjang mobilitas logistik dan angkutan umum. Dengan waktu tempuh yang lebih singkat, efisiensi transportasi barang dan jasa dapat meningkat, yang pada akhirnya akan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.

Selain itu, kawasan sekitar proyek diperkirakan akan tumbuh menjadi pusat aktivitas ekonomi baru, seiring meningkatnya aksesibilitas dan konektivitas antarwilayah di Bandung.

Perluasan Kapasitas Jalan untuk Mobilitas Lebih Lancar

Flyover Nurtanio dirancang untuk menambah kapasitas jalan eksisting yang semula hanya memiliki empat lajur menjadi enam lajur. Desain ini bertujuan agar volume kendaraan dapat terdistribusi dengan lebih baik dan mengurangi potensi kemacetan yang selama ini kerap terjadi pada jam sibuk.

Dengan dihilangkannya perlintasan sebidang, konektivitas antarwilayah menjadi lebih lancar, memungkinkan pergerakan manusia dan logistik tanpa hambatan. Hal ini sejalan dengan visi pemerintah dalam membangun sistem transportasi perkotaan yang efisien, aman, dan ramah lingkungan.

“Dengan menghilangkan perlintasan sebidang, konektivitas antarwilayah yang lancar akan mempercepat mobilitas barang, jasa, dan manusia, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi daerah,” tambah Dody.

Struktur Kuat dengan Teknologi Modern

Dari sisi teknis, flyover Nurtanio dibangun menggunakan struktur bore pile dan rangka baja pada bentang tengahnya. Pilihan material dan metode konstruksi ini dinilai paling sesuai untuk kondisi lalu lintas padat serta aktivitas di bawah jembatan yang tidak dapat dihentikan sepenuhnya selama proses pembangunan.

Teknologi bore pile memungkinkan pondasi jembatan menahan beban berat tanpa merusak struktur tanah di sekitar area proyek. Sementara itu, rangka baja memberikan kekuatan tambahan sekaligus mempercepat proses perakitan di lapangan.

Metode ini juga sejalan dengan komitmen pemerintah dalam mengurangi gangguan terhadap aktivitas warga serta menjaga keberlanjutan pembangunan di kawasan perkotaan.

Bagian dari Penguatan Konektivitas Nasional

Flyover Nurtanio bukan proyek yang berdiri sendiri, melainkan bagian dari rencana besar penguatan konektivitas nasional berbasis transportasi terpadu. 

Proyek ini mendukung sistem transportasi modern seperti Whoosh (Kereta Cepat Jakarta–Bandung) dan jaringan KA Feeder Padalarang–Bandung, yang diharapkan menjadi tulang punggung mobilitas baru di Jawa Barat.

Dengan meningkatnya integrasi antar moda transportasi, masyarakat akan lebih mudah berpindah dari satu wilayah ke wilayah lain tanpa hambatan berarti. Keberadaan flyover ini menjadi contoh nyata sinergi antara pembangunan infrastruktur jalan dan sistem transportasi massal.

Dengan progres yang telah mencapai 65 persen, pembangunan Flyover Nurtanio Bandung bukan hanya proyek fisik, tetapi juga simbol transformasi mobilitas perkotaan yang lebih efisien dan terintegrasi. 

Keberadaannya akan memperlancar lalu lintas, mendukung operasional kereta cepat Whoosh, serta membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat Bandung.

Jika berjalan sesuai rencana, akhir tahun 2025 akan menjadi tonggak penting bagi warga Bandung yang menantikan akses transportasi yang lebih lancar, aman, dan modern sejalan dengan semangat pemerintah membangun konektivitas nasional dari level kota hingga lintas provinsi.

Sindi

Sindi

navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Monggo rawuh! 11-14 Desember Grand City Convex Surabaya Jadi Tuan Rumah Livin Fest 2025

Monggo rawuh! 11-14 Desember Grand City Convex Surabaya Jadi Tuan Rumah Livin Fest 2025

RPP Penataan Ruang Jadi Instrumen Strategis Perkuat Tata Kelola Nasional

RPP Penataan Ruang Jadi Instrumen Strategis Perkuat Tata Kelola Nasional

IPB University Siapkan Proyek Strategis Ambisius untuk Periode Mendatang

IPB University Siapkan Proyek Strategis Ambisius untuk Periode Mendatang

Pelaku Properti Syariah Didorong Berperan Aktif Wujudkan Program Perumahan Nasional

Pelaku Properti Syariah Didorong Berperan Aktif Wujudkan Program Perumahan Nasional

Dekarbonisasi Konstruksi Jadi Fokus Utama Insinyur dan Industri di Indonesia

Dekarbonisasi Konstruksi Jadi Fokus Utama Insinyur dan Industri di Indonesia