Panas Bumi Indonesia Jadi Kunci Transisi Energi Nasional Berkelanjutan

Panas Bumi Indonesia Jadi Kunci Transisi Energi Nasional Berkelanjutan
Panas Bumi Indonesia Jadi Kunci Transisi Energi Nasional Berkelanjutan

JAKARTA - Energi panas bumi kini menjadi sorotan utama dalam strategi transisi energi Indonesia. 

Sebagai salah satu sumber energi baru dan terbarukan (EBT), panas bumi memiliki keunggulan yang tidak dimiliki sumber energi lain: bersih, berkelanjutan, dan mampu beroperasi secara kontinu atau base load. 

Karakteristik ini menjadikannya solusi tepat untuk menjaga kestabilan sistem kelistrikan nasional di era pengurangan ketergantungan pada bahan bakar fosil.

Baca Juga

RPP Penataan Ruang Jadi Instrumen Strategis Perkuat Tata Kelola Nasional

“Energi panas bumi merupakan sumber energi yang ‘versatile, clean, and secure’ atau serbaguna, bersih, dan andal,” tegas International Energy Agency (IEA) dalam laporan The Future of Geothermal Energy. 

Menurut IEA, kemajuan teknologi eksplorasi dan efisiensi pembangkit berpotensi membuat panas bumi memenuhi hingga 15% kebutuhan listrik dunia pada tahun 2050.

Emisi karbon yang jauh lebih rendah dibandingkan batu bara atau gas alam menegaskan status panas bumi sebagai sumber low-emissions electricity and heat.

Potensi Panas Bumi Indonesia

Indonesia menempati posisi kedua terbesar di dunia dalam potensi panas bumi setelah Amerika Serikat, dengan kapasitas teoritis 23,74 GW. 

Keunggulan ini muncul dari letak geografis Indonesia di kawasan Ring of Fire, dengan lebih dari 330 titik panas bumi tersebar dari Sumatra hingga Maluku. Namun, hingga 2025, kapasitas terpasang baru mencapai 2.743,9 MW atau hanya 11,5% dari total potensi.

Data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mencatat terdapat 17 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) yang telah berproduksi dengan kapasitas 2.743,9 MW dan rencana ekspansi 1.752 MW. 

Proyek terbesar berada di Jawa Barat (Kamojang, Darajat, Pangalengan), Sumatera Utara (Sarulla, Sibualbuali, Sorik Marapi), dan Sulawesi Utara (Lahendong-Tompaso).

Namun, 24 WKP dan empat wilayah potensial lainnya masih belum dikembangkan. Pemerintah menargetkan tambahan kapasitas 5,2 GW melalui Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034 untuk meningkatkan porsi energi baru dan terbarukan hingga 61% pada 2034.

Dampak Ekonomi PLTP

Selain mendukung ketahanan energi, PLTP (Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi) memberikan dampak ekonomi nyata. Pendirian PLTP membuka lapangan kerja langsung di lokasi proyek, memacu pertumbuhan industri lokal, dan mendorong transfer teknologi. 

Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan bonus produksi panas bumi menunjukkan bahwa investasi ini menghasilkan revenue stream berkelanjutan bagi negara.

Setiap proyek PLTP diwajibkan membayar bonus produksi kepada pemerintah daerah penghasil, yakni 1% dari penjualan uap dan 0,5% dari penjualan listrik. Mekanisme ini mendukung ekonomi lokal, sekaligus menegaskan energi terbarukan sebagai sumber pendapatan strategis bagi negara dan daerah.

Terobosan Energi Panas Bumi di Jawa Timur

Momentum penting tercatat pada peresmian PLTP Ijen Unit 1 oleh Presiden Prabowo Subianto pada 26 Juni 2025. 

Dengan kapasitas awal 34,9 MW dan rencana pengembangan menjadi 110 MW, proyek ini menandai pemanfaatan sumber panas bumi di Jawa Timur, yang sebelumnya bergantung pada pembangkit berbahan bakar fosil. 

Investasi sebesar Rp3,9 triliun oleh Medco membuktikan kepercayaan sektor swasta pada potensi energi terbarukan, sekaligus memperlihatkan kolaborasi pemerintah dan swasta dalam transisi energi.

PLTP Ijen membantu mengurangi ketergantungan energi impor sekaligus meningkatkan reliability pasokan listrik. Terintegrasi dengan infrastruktur transmisi Jawa-Bali, pembangkit ini memasok listrik bagi sekitar 85 ribu rumah tangga, meningkatkan akses pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat. 

Energi panas bumi juga menjanjikan biaya produksi listrik yang kompetitif, karena efisiensi operasional meningkat seiring waktu, sehingga tarif listrik lebih stabil dan terjangkau.

Optimalisasi Potensi Nasional

Dengan kapasitas terpasang 2.743,91 MW, pemerintah optimis memaksimalkan potensi panas bumi yang tersisa untuk mendukung target swasembada energi pada 2030. 

Strategi ini dikombinasikan dengan optimalisasi produksi minyak domestik, menunjukkan pendekatan holistik pemerintah dalam transisi energi: bertahap, realistis, dan mempertimbangkan stabilitas ekonomi serta sosial.

Pendekatan ini selaras dengan prinsip just transition, yang memastikan transformasi energi tidak mengorbankan stabilitas ekonomi maupun kesejahteraan masyarakat.

Pengembangan PLTP juga memberikan blueprint bagi pengembangan potensi panas bumi di berbagai wilayah nusantara, mendorong Indonesia menjadi poros global teknologi energi panas bumi.

Kontribusi PLTP Terhadap Target Net Zero Emission

Pengembangan PLTP juga menjadi batu loncatan dalam mencapai target Net Zero Emission (NZE) 2060. Dengan memanfaatkan energi panas bumi, emisi karbon sektor kelistrikan berkurang secara signifikan.

Selain itu, proyek ini menunjukkan bahwa transisi energi bukan sekadar retorika, tetapi implementasi nyata yang meningkatkan kemandirian energi dan mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

Namun, kesadaran masyarakat terhadap manfaat panas bumi masih terbatas. Proyek ini kadang dipandang skeptis karena minimnya informasi mengenai cara kerja dan keuntungan pemanfaatan energi geotermal. Padahal, dari uap dan panas bumi tersimpan potensi yang mampu menopang kemandirian energi nasional.

Energi Panas Bumi: Peluang Strategis Masa Depan

Eksplorasi dan pembangunan PLTP memang memerlukan perhatian lingkungan, namun dengan pengawasan ketat dan penerapan teknologi tepat, dampaknya dapat diminimalkan. Energi panas bumi kini menjadi simbol peluang strategis untuk masa depan energi Indonesia yang bersih, mandiri, dan berkelanjutan.

Dari perut bumi, sumber daya ini menyalakan harapan menuju kedaulatan energi dan kesejahteraan generasi mendatang. 

Peningkatan kapasitas, efisiensi operasional, dan dukungan masyarakat akan memastikan energi panas bumi memainkan peran utama dalam transisi energi nasional, mengamankan pasokan listrik, menekan emisi karbon, dan menciptakan manfaat ekonomi yang berkelanjutan.

Sindi

Sindi

navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Monggo rawuh! 11-14 Desember Grand City Convex Surabaya Jadi Tuan Rumah Livin Fest 2025

Monggo rawuh! 11-14 Desember Grand City Convex Surabaya Jadi Tuan Rumah Livin Fest 2025

RPP Penataan Ruang Jadi Instrumen Strategis Perkuat Tata Kelola Nasional

RPP Penataan Ruang Jadi Instrumen Strategis Perkuat Tata Kelola Nasional

IPB University Siapkan Proyek Strategis Ambisius untuk Periode Mendatang

IPB University Siapkan Proyek Strategis Ambisius untuk Periode Mendatang

Pelaku Properti Syariah Didorong Berperan Aktif Wujudkan Program Perumahan Nasional

Pelaku Properti Syariah Didorong Berperan Aktif Wujudkan Program Perumahan Nasional

Dekarbonisasi Konstruksi Jadi Fokus Utama Insinyur dan Industri di Indonesia

Dekarbonisasi Konstruksi Jadi Fokus Utama Insinyur dan Industri di Indonesia