Wamenag Tekankan Menjalankan Agama Benar Kunci Toleransi Indonesia

Wamenag Tekankan Menjalankan Agama Benar Kunci Toleransi Indonesia
Wamenag Tekankan Menjalankan Agama Benar Kunci Toleransi Indonesia

JAKARTA - Menjaga kerukunan antarumat beragama di Indonesia seringkali terlihat kompleks, mengingat keberagaman yang begitu luas. 

Namun, Wakil Menteri Agama (Wamenag) Romo Syafi’i menegaskan bahwa inti dari toleransi sesungguhnya sederhana: setiap individu harus menjalankan ajaran agamanya dengan benar. 

Pesan ini ia sampaikan saat Temu Silaturahmi Kemenag Kalimantan Selatan di Asrama Haji Embarkasi Banjarmasin, sebagaimana dilaporkan oleh Kementerian Agama (Kemenag).

Baca Juga

Samsat Keliling Jadetabek Hari Ini, Mempermudah Bayar Pajak Kendaraan

Menurut Wamenag, semua agama yang hidup di Indonesia memiliki nilai dasar yang serupa: menumbuhkan kasih sayang, sikap saling menghormati, dan menjaga harmoni dalam keberagaman. 

Ia menegaskan bahwa toleransi bukan lahir dari kompromi atau negosiasi antaragama, melainkan dari kesungguhan umat dalam menjalankan ajaran agamanya dengan benar dan penuh tanggung jawab.

“Semua agama, kalau dijalankan dengan benar, akan menjaga keberagaman. Membangun toleransi cukup dilakukan dengan menaati ajaran agama masing-masing, bukan dengan saling mencurigai,” jelas Romo Syafi’i.

Integritas Pegawai Kemenag sebagai Penjaga Toleransi

Selain itu, Wamenag menekankan pentingnya integritas aparatur Kemenag. Pegawai kementerian ini memegang amanah besar untuk memastikan masyarakat menjalankan ibadah dan kehidupan beragama dengan baik. 

Menurutnya, profesi ini tidak bisa dipandang sebagai rutinitas semata, melainkan sebagai tanggung jawab moral dan sosial yang tinggi.

“Menjadi insan Kementerian Agama harus punya integritas yang kuat. Yang dibayar negara untuk memastikan bangsa ini disiplin beragama hanyalah pegawai Kemenag,” ujar Romo Syafi’i.

Integritas, menurut Wamenag, bukan hanya soal etika kerja formal, melainkan soal kemampuan menjadi teladan bagi masyarakat. Pegawai Kemenag yang menjalankan tugasnya dengan sungguh-sungguh dapat menjadi katalisator bagi terciptanya toleransi di tingkat lokal dan nasional.

Silaturahmi untuk Peningkatan Layanan dan Inovasi

Temu silaturahmi ini juga menjadi momentum bagi Wamenag untuk mendorong inovasi di lingkungan Kemenag Kalimantan Selatan. Ia mengajak seluruh jajaran untuk menghadirkan terobosan baru, meningkatkan kreativitas, serta menjalankan pelayanan publik dengan penuh tanggung jawab. 

Langkah ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk memperkuat program strategis Kemenag di daerah, serta meningkatkan kualitas layanan keagamaan dan pendidikan.

Kepala Kanwil Kemenag Kalsel, Muhammad Tambrin, menyampaikan apresiasi atas kehadiran Wamenag. Ia menilai pertemuan ini memberikan energi baru bagi peningkatan layanan, sekaligus menjadi momentum memperkuat pembinaan umat. 

Dengan kolaborasi yang kuat antara pejabat pusat dan daerah, visi toleransi dan pelayanan yang unggul dapat diterapkan secara konsisten.

Kehadiran Tokoh dan Anggota DPR RI

Silaturahmi tersebut dihadiri oleh berbagai pihak penting, termasuk pimpinan satuan kerja Kemenag se-Kalimantan Selatan, kepala madrasah negeri, dan tamu undangan lainnya. 

Hadir pula anggota DPR RI sekaligus Ketua DPD Kalsel, Mariana, Wakil Penasehat DWP Kemenag RI, Maya Suhasmi Siregar, Staf Khusus Wamenag, Nona Gayatri Nasution, serta Ketua DWP Kanwil Kemenag Kalsel, Lita Ariani Tambrin. 

Kehadiran tokoh-tokoh ini menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat dalam menjaga harmonisasi antarumat beragama.

Kesederhanaan dan Makna Toleransi

Selain pesan toleransi, Wamenag juga menekankan makna kesederhanaan dalam menjalankan program keagamaan. Keberhasilan Kemenag, menurutnya, bukan hanya diukur dari besar kecilnya anggaran atau program, melainkan dari dampak nyata bagi masyarakat. 

Ia menekankan bahwa setiap langkah pelayanan publik dan pembinaan umat harus dilandasi prinsip keikhlasan dan ketulusan, sebagaimana yang diajarkan oleh semua agama.

Pendekatan sederhana ini, lanjutnya, justru lebih efektif dalam menumbuhkan kesadaran beragama yang sejati. Dengan begitu, masyarakat dapat merasakan manfaat langsung dari program Kemenag, sambil membangun budaya toleransi yang kuat dan berkelanjutan.

Penerapan Nilai Toleransi di Kehidupan Sehari-hari

Wamenag menekankan pentingnya penerapan nilai toleransi dalam kehidupan sehari-hari. Ia menyebut bahwa toleransi bukan sekadar konsep, tetapi harus diwujudkan melalui perilaku nyata: saling menghormati praktik keagamaan tetangga, menjaga ucapan dan tindakan agar tidak menyinggung keyakinan orang lain, serta berpartisipasi dalam kegiatan sosial yang melibatkan berbagai kelompok agama.

Menurut Romo Syafi’i, praktik nyata inilah yang menumbuhkan rasa saling percaya antarumat beragama dan memperkuat harmoni sosial. Jika setiap warga negara mengamalkan ajaran agamanya dengan benar, toleransi akan tumbuh secara alami, tanpa paksaan atau aturan yang terlalu kaku.

Toleransi sebagai Pilar Harmoni Nasional

Lebih lanjut, Wamenag menegaskan bahwa toleransi tidak bisa dipahami hanya sebagai sikap pasif menerima perbedaan. Toleransi adalah praktik aktif dalam menjalankan ajaran agama dengan benar sehingga mampu menciptakan kedamaian, keharmonisan, dan saling menghargai antarumat beragama.

Pegawai Kemenag, mulai dari pusat hingga daerah, memiliki peran strategis dalam menumbuhkan kesadaran ini di masyarakat. Dengan pembinaan yang tepat, mereka menjadi teladan bagi masyarakat dalam mempraktikkan toleransi dan menghargai keberagaman.

Menjalankan Ajaran Agama dengan Benar, Kunci Toleransi

Temu silaturahmi Kemenag Kalimantan Selatan menunjukkan bahwa pesan toleransi yang disampaikan Wamenag bersifat universal dan mudah diterapkan: cukup dengan menjalankan ajaran agama masing-masing secara benar. 

Langkah ini tidak hanya menumbuhkan harmoni di tingkat lokal, tetapi juga memperkuat fondasi toleransi di seluruh Indonesia.

Integritas pegawai Kemenag, pelayanan publik yang bertanggung jawab, serta pendekatan sederhana dalam program keagamaan menjadi kombinasi efektif untuk menjaga keberagaman bangsa. Dengan demikian, masyarakat dapat hidup berdampingan dengan damai, meskipun berasal dari latar belakang agama yang berbeda.

Di tengah dinamika sosial dan politik yang terus berkembang, prinsip yang disampaikan Wamenag ini menjadi pedoman penting bagi seluruh masyarakat dan aparatur pemerintah toleransi yang kokoh dimulai dari diri sendiri, dari kesungguhan menjalankan ajaran agama masing-masing, serta dari integritas dan tanggung jawab setiap individu.

Sindi

Sindi

navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Monggo rawuh! 11-14 Desember Grand City Convex Surabaya Jadi Tuan Rumah Livin Fest 2025

Monggo rawuh! 11-14 Desember Grand City Convex Surabaya Jadi Tuan Rumah Livin Fest 2025

RPP Penataan Ruang Jadi Instrumen Strategis Perkuat Tata Kelola Nasional

RPP Penataan Ruang Jadi Instrumen Strategis Perkuat Tata Kelola Nasional

IPB University Siapkan Proyek Strategis Ambisius untuk Periode Mendatang

IPB University Siapkan Proyek Strategis Ambisius untuk Periode Mendatang

Pelaku Properti Syariah Didorong Berperan Aktif Wujudkan Program Perumahan Nasional

Pelaku Properti Syariah Didorong Berperan Aktif Wujudkan Program Perumahan Nasional

Dekarbonisasi Konstruksi Jadi Fokus Utama Insinyur dan Industri di Indonesia

Dekarbonisasi Konstruksi Jadi Fokus Utama Insinyur dan Industri di Indonesia