Airlangga Tegaskan Finalisasi Tarif Perdagangan Indonesia-Amerika Serikat Tahun Ini

Airlangga Tegaskan Finalisasi Tarif Perdagangan Indonesia-Amerika Serikat Tahun Ini
Airlangga Tegaskan Finalisasi Tarif Perdagangan Indonesia-Amerika Serikat Tahun Ini

JAKARTA - Proses negosiasi tarif perdagangan antara Indonesia dan Amerika Serikat kini berada di tahap final. 

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menegaskan bahwa hampir seluruh teks kesepakatan telah dibahas dan dikirim ke pihak Amerika Serikat, sehingga saat ini tinggal finalisasi legal drafting di kedua negara. 

Pemerintah menargetkan seluruh perundingan ini rampung sebelum akhir tahun agar komoditas unggulan Indonesia bisa segera menikmati fasilitas tarif nol persen.

Baca Juga

RPP Penataan Ruang Jadi Instrumen Strategis Perkuat Tata Kelola Nasional

“Hampir semua teks sudah kita bahas, kita juga sudah kirim ke Amerika, tinggal finalisasi legal drafting-nya di kedua sisi,” ujar Airlangga.

Tidak Ada Keberatan Dari Negara Lain

Airlangga menambahkan, sejauh ini tidak ada keberatan dari negara lain terkait kesepakatan tarif khusus antara Indonesia dan AS, termasuk dari Inggris. Menurutnya, adalah hal yang wajar apabila negara lain juga ingin mendapatkan fasilitas serupa.

“Tidak ada protes, saya sudah bicara (dengan Inggris). Tapi tentu kalau kita memberikan fasilitas ke satu negara, negara lain juga kepingin, itu normal saja,” jelasnya.

Pernyataan ini menegaskan bahwa pemerintah telah menyiapkan komunikasi yang matang dengan mitra dagang lain, sehingga kesepakatan bilateral ini tidak menimbulkan ketegangan dalam hubungan perdagangan internasional.

Komoditas Indonesia Yang Diberikan Tarif 0 Persen

Dalam kesepakatan perdagangan dengan AS, sejumlah komoditas andalan Indonesia yang tidak diproduksi secara signifikan di Amerika akan mendapatkan tarif 0 persen.

Komoditas tersebut antara lain minyak sawit mentah (CPO), karet, teh, kopi, serta produk karet lainnya. Sementara itu, tarif untuk sektor tekstil dan alas kaki masih dalam tahap pembahasan lebih lanjut.

Sebelumnya, AS telah menyetujui penurunan tarif bagi beberapa produk Indonesia dari ancaman awal 32 persen menjadi 19 persen. Kesepakatan ini diharapkan meningkatkan daya saing produk ekspor Indonesia di pasar Amerika Serikat sekaligus mendorong pertumbuhan ekspor nasional secara signifikan.

Komitmen Indonesia Menambah Impor Dari AS

Sebagai bagian dari paket negosiasi, Indonesia juga menyampaikan komitmen untuk menambah impor dari AS. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga keseimbangan neraca perdagangan kedua negara. 

Targetnya, nilai impor energi dari AS mencapai 15 miliar dolar AS, sementara impor produk pertanian diperkirakan mencapai 4,5 miliar dolar AS.

“Kita ingin memastikan neraca perdagangan tetap seimbang, sehingga kesepakatan ini tidak hanya menguntungkan satu pihak saja,” kata Airlangga. 

Dengan adanya komitmen ini, Indonesia tidak hanya mendapatkan akses pasar yang lebih besar, tetapi juga memperkuat hubungan ekonomi bilateral yang saling menguntungkan.

Kesempatan Investasi dan Pembangunan Infrastruktur

Selain perdagangan, negosiasi Indonesia-AS juga mencakup sektor investasi. Salah satu proyek utama adalah pembangunan fasilitas blue ammonia di AS dengan nilai investasi mencapai 10 miliar dolar AS. Proyek ini akan membuka peluang kerja, transfer teknologi, dan penguatan rantai pasok nasional.

Selain itu, terdapat sejumlah proyek investasi lainnya yang akan dikerjakan baik di Indonesia maupun di AS. Kesepakatan ini tidak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi juga memberikan kontribusi pada inovasi teknologi dan pengembangan industri strategis nasional.

“Dengan paket ini, posisi neraca dagang Indonesia-AS bakal kembali seimbang,” ujar Airlangga, menegaskan manfaat strategis dari keseluruhan kesepakatan perdagangan dan investasi ini.

Hubungan Dagang Dengan Mitra Lain Tetap Terjaga

Airlangga menekankan bahwa Indonesia tetap memiliki payung kerja sama perdagangan dengan mitra lain, termasuk Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (CEPA) dengan Uni Eropa, Kanada, dan China. 

Dengan demikian, dinamika hubungan dagang global dapat dikelola secara wajar tanpa menimbulkan konflik dagang yang merugikan kedua belah pihak.

“Kita memiliki berbagai kerjasama yang kokoh dengan mitra lain. Dinamika perdagangan bisa dikelola dengan baik,” kata Airlangga. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah berupaya menjaga hubungan ekonomi internasional secara seimbang dan berkelanjutan.

Dampak Positif Bagi Ekonomi Domestik

Kesepakatan tarif khusus dengan AS diprediksi memberikan dampak positif langsung terhadap ekonomi domestik. Tarif nol persen untuk komoditas andalan Indonesia akan meningkatkan ekspor, membuka lapangan kerja baru, dan memperkuat posisi Indonesia di pasar global.

Selain itu, komitmen menambah impor dari AS membantu memenuhi kebutuhan energi dan pertanian dalam negeri, sehingga keseimbangan perdagangan dapat tetap terjaga. 

Investasi proyek-proyek besar, seperti fasilitas blue ammonia, juga memberikan peluang bagi pengembangan teknologi dan penguatan industri strategis nasional.

Menurut Airlangga, keseluruhan paket perdagangan dan investasi ini akan memperkuat posisi Indonesia dalam perekonomian global, mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih stabil, dan menciptakan manfaat ekonomi jangka panjang bagi masyarakat.

Sejarah dan Strategi Perundingan

Negosiasi perdagangan Indonesia-AS bukan hal baru. Sejak beberapa tahun terakhir, kedua negara telah melakukan berbagai dialog untuk membuka akses pasar dan meningkatkan investasi. 

Strategi pemerintah Indonesia adalah mengedepankan komoditas unggulan yang memiliki keunggulan kompetitif di pasar global, sambil tetap menjaga keseimbangan perdagangan dan kepentingan domestik.

Dengan langkah ini, pemerintah juga memperkuat posisi negosiasi Indonesia di forum internasional, memperluas jaringan perdagangan, serta menegaskan komitmen untuk menciptakan ekosistem perdagangan yang adil dan saling menguntungkan.

Negosiasi tarif Indonesia-Amerika Serikat kini memasuki tahap final dan diproyeksikan rampung tahun ini. Kesepakatan ini akan memberikan tarif 0 persen bagi komoditas andalan Indonesia, sementara beberapa sektor masih dalam pembahasan. 

Indonesia juga berkomitmen menambah impor dari AS untuk menjaga keseimbangan neraca perdagangan.

Investasi proyek besar dan penguatan hubungan dagang dengan mitra lain akan memperkuat posisi Indonesia dalam perekonomian global. 

Kesepakatan ini menjadi langkah strategis pemerintah untuk meningkatkan daya saing ekspor, menjaga keseimbangan perdagangan, serta mendukung pertumbuhan ekonomi nasional secara berkelanjutan.

Dengan finalisasi yang hampir rampung, pemerintah optimistis Indonesia dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk memperkuat ekspor, meningkatkan investasi, dan mendorong pertumbuhan ekonomi domestik yang inklusif dan berkelanjutan.

Sindi

Sindi

navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Monggo rawuh! 11-14 Desember Grand City Convex Surabaya Jadi Tuan Rumah Livin Fest 2025

Monggo rawuh! 11-14 Desember Grand City Convex Surabaya Jadi Tuan Rumah Livin Fest 2025

RPP Penataan Ruang Jadi Instrumen Strategis Perkuat Tata Kelola Nasional

RPP Penataan Ruang Jadi Instrumen Strategis Perkuat Tata Kelola Nasional

IPB University Siapkan Proyek Strategis Ambisius untuk Periode Mendatang

IPB University Siapkan Proyek Strategis Ambisius untuk Periode Mendatang

Pelaku Properti Syariah Didorong Berperan Aktif Wujudkan Program Perumahan Nasional

Pelaku Properti Syariah Didorong Berperan Aktif Wujudkan Program Perumahan Nasional

Dekarbonisasi Konstruksi Jadi Fokus Utama Insinyur dan Industri di Indonesia

Dekarbonisasi Konstruksi Jadi Fokus Utama Insinyur dan Industri di Indonesia