Darma Henwa Optimalkan Likuiditas dengan Program Buyback Saham Strategis

Darma Henwa Optimalkan Likuiditas dengan Program Buyback Saham Strategis
Darma Henwa Optimalkan Likuiditas dengan Program Buyback Saham Strategis

JAKARTA - PT Darma Henwa Tbk (DEWA), emiten jasa pertambangan, mengambil langkah strategis untuk memperkuat nilai saham dan meningkatkan kepercayaan investor. 

Perusahaan berencana melakukan pembelian kembali (buyback) saham hingga Rp 1,66 triliun, langkah yang dipandang dapat menstabilkan harga saham sekaligus meningkatkan laba per saham (EPS) tanpa mengganggu kinerja operasional maupun pengembangan usaha.

“Perkiraan jumlah nilai nominal seluruh saham yang akan dibeli kembali oleh perusahaan adalah sekitar 10% dari modal ditempatkan dan disetor perusahaan,” tulis Director & Corporate Secretary DEWA, Mukson Arif Rosyidi.

Baca Juga

KAI Wisata Dukung Pengembangan Ekosistem Perfilman Kota Semarang melalui Lawang Sewu Short Film Festival 2025

Buyback ini akan dilakukan dengan memperhatikan posisi keuangan perusahaan yang solid dan likuiditas yang tinggi, sehingga tetap mendukung pengembangan usaha.

Rincian Periode dan Mekanisme Buyback

Periode buyback ditetapkan mulai 19 November 2025 hingga 19 Februari 2026, atau selama tiga bulan. Perusahaan memiliki fleksibilitas untuk menghentikan buyback lebih awal jika dana yang digunakan telah mencapai batas Rp 1,66 triliun atau berdasarkan keputusan manajemen.

Buyback saham ini dilakukan menggunakan kas internal DEWA, sehingga tidak membutuhkan pendanaan eksternal. Mukson menegaskan bahwa program ini tidak akan mengganggu likuiditas dan tetap mendukung kegiatan operasional. Strategi ini menekankan keseimbangan antara pengelolaan kas perusahaan dan upaya meningkatkan nilai bagi pemegang saham.

Dampak Buyback terhadap Laba dan Struktur Keuangan

Dengan asumsi buyback sebesar Rp 1,66 triliun, DEWA memperkirakan EPS meningkat dari Rp 4,13 menjadi Rp 4,59. Kenaikan EPS ini diyakini dapat meningkatkan daya tarik saham di pasar modal, sekaligus memberikan imbal hasil yang lebih baik bagi investor.

Namun, buyback juga berdampak pada pengurangan aset dan ekuitas perusahaan sesuai nilai saham yang dibeli kembali. Meskipun demikian, DEWA yakin langkah ini tidak akan menimbulkan dampak negatif material terhadap operasional maupun pertumbuhan jangka panjang. 

Mukson menambahkan, “Hal ini didukung oleh posisi keuangan perusahaan yang solid, likuiditas yang kuat, sehingga dapat mendukung kinerja operasional dan pengembangan usaha.”

Keunggulan Buyback bagi Investor

Program buyback saham sering dilihat sebagai sinyal positif di pasar modal. Harga saham yang mencerminkan kondisi fundamental perusahaan dapat naik karena berkurangnya jumlah saham beredar. 

Dalam kasus DEWA, buyback diharapkan meningkatkan likuiditas saham, mengurangi volatilitas, dan memperkuat kepercayaan investor institusi maupun ritel.

Selain itu, buyback berfungsi sebagai alat untuk meningkatkan return on equity (ROE) dan EPS, sehingga menciptakan nilai tambah bagi pemegang saham. Investor juga melihat aksi ini sebagai tanda manajemen DEWA yakin terhadap prospek pertumbuhan perusahaan dan kesehatan finansial jangka panjang.

Pertimbangan Manajemen dalam Buyback

DEWA memanfaatkan likuiditas internal secara optimal, sehingga buyback tidak membebani operasi atau investasi perusahaan. Mukson menjelaskan, buyback dilakukan dengan mempertimbangkan keseimbangan antara pengurangan aset, likuiditas, dan potensi peningkatan laba per saham. 

Pendekatan ini menunjukkan perencanaan keuangan yang hati-hati, fokus pada keberlanjutan, dan peningkatan nilai bagi pemegang saham.

Buyback ini juga menjadi instrumen untuk memperkuat harga saham di pasar sekunder, sehingga investor memiliki keyakinan bahwa harga yang tercatat mencerminkan kondisi fundamental perusahaan. Hal ini menjadi penting terutama di tengah fluktuasi pasar saham dan kondisi ekonomi global yang dinamis.

Implikasi Buyback terhadap Pasar Modal

Bagi pasar modal, aksi buyback diharapkan menciptakan tekanan naik pada harga saham akibat berkurangnya jumlah saham yang beredar. Investor, baik institusi maupun ritel, menanggapi aksi ini sebagai langkah manajemen untuk menjaga stabilitas harga dan meningkatkan likuiditas saham DEWA.

Langkah buyback juga menegaskan kemampuan manajemen untuk mengambil keputusan yang strategis dan proaktif, sehingga meningkatkan persepsi positif investor terhadap perusahaan. 

Buyback dianggap sebagai bentuk komitmen DEWA untuk memberikan return optimal bagi pemegang saham tanpa mengganggu pertumbuhan usaha jangka panjang.

Komitmen DEWA terhadap Pertumbuhan Usaha

Meskipun mengalokasikan dana hingga Rp 1,66 triliun untuk buyback, DEWA tetap menegaskan bahwa kegiatan ini tidak mengganggu pengembangan usaha dan operasional. Likuiditas perusahaan yang kuat mendukung kelancaran operasional serta ekspansi proyek pertambangan yang sedang berjalan.

Mukson menekankan, buyback ini menjadi salah satu instrumen untuk memaksimalkan nilai pemegang saham sekaligus memastikan perusahaan tetap berada pada posisi keuangan yang sehat. Dengan cara ini, DEWA menunjukkan integrasi antara strategi keuangan dan pertumbuhan usaha.

Buyback Sebagai Strategi Jangka Panjang

Program buyback bukan hanya bertujuan meningkatkan EPS, tetapi juga memperkuat fundamental perusahaan di mata pasar. Dengan saham yang berkurang, DEWA dapat menciptakan nilai tambah bagi investor, sekaligus memberikan sinyal positif bahwa manajemen yakin terhadap prospek pertumbuhan dan profitabilitas perusahaan.

Aksi ini juga memperlihatkan bahwa perusahaan mampu mengelola likuiditas secara efisien, sehingga tetap mendukung investasi, ekspansi, dan operasional harian tanpa mengganggu kestabilan keuangan.

PT Darma Henwa Tbk melalui rencana buyback senilai Rp 1,66 triliun mengambil langkah strategis untuk menstabilkan harga saham, meningkatkan laba per saham, dan memperkuat kepercayaan investor. Buyback dilakukan dengan menggunakan kas internal, sehingga tidak mengganggu likuiditas atau operasi perusahaan.

Langkah ini menegaskan komitmen manajemen dalam memaksimalkan nilai pemegang saham, menjaga harga saham agar mencerminkan kondisi fundamental perusahaan, dan tetap mendukung pengembangan usaha jangka panjang. 

Dengan demikian, buyback DEWA menjadi instrumen strategis yang menguntungkan investor, memperkuat pasar modal, dan menjaga kesehatan finansial perusahaan.

Sindi

Sindi

navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Monggo rawuh! 11-14 Desember Grand City Convex Surabaya Jadi Tuan Rumah Livin Fest 2025

Monggo rawuh! 11-14 Desember Grand City Convex Surabaya Jadi Tuan Rumah Livin Fest 2025

RPP Penataan Ruang Jadi Instrumen Strategis Perkuat Tata Kelola Nasional

RPP Penataan Ruang Jadi Instrumen Strategis Perkuat Tata Kelola Nasional

IPB University Siapkan Proyek Strategis Ambisius untuk Periode Mendatang

IPB University Siapkan Proyek Strategis Ambisius untuk Periode Mendatang

Pelaku Properti Syariah Didorong Berperan Aktif Wujudkan Program Perumahan Nasional

Pelaku Properti Syariah Didorong Berperan Aktif Wujudkan Program Perumahan Nasional

Dekarbonisasi Konstruksi Jadi Fokus Utama Insinyur dan Industri di Indonesia

Dekarbonisasi Konstruksi Jadi Fokus Utama Insinyur dan Industri di Indonesia