Bulog Bangun 100 Gudang Baru Tambah Kapasitas Simpan Beras

Bulog Bangun 100 Gudang Baru Tambah Kapasitas Simpan Beras
Bulog Bangun 100 Gudang Baru Tambah Kapasitas Simpan Beras

JAKARTA - Perum Bulog menyiapkan pembangunan 100 gudang baru sebagai upaya memperkuat kapasitas penyimpanan beras nasional. 

Direktur Utama Bulog, Ahmad Rizal Ramdhani, menyampaikan bahwa tambahan gudang ini mampu menampung hingga 1 juta ton beras, mendukung perusahaan dalam menghadapi lonjakan stok saat panen raya.

“Estimasinya dengan 100 gudang ini maksimal sampai 1 juta ton,” ujar Ahmad. 

Baca Juga

RPP Penataan Ruang Jadi Instrumen Strategis Perkuat Tata Kelola Nasional

Ia menekankan bahwa pembangunan gudang baru ini merupakan bagian dari strategi Bulog untuk menjamin ketersediaan beras di seluruh Indonesia, termasuk di wilayah terpencil.

Setiap gudang yang dibangun memiliki kapasitas bervariasi, mulai dari 1.000 ton hingga 7.000 ton, disesuaikan dengan potensi daerah dan luas lahan persawahan setempat. Dengan kapasitas yang beragam ini, distribusi beras dapat dilakukan lebih efisien dan sesuai kebutuhan di masing-masing wilayah.

Pemanfaatan Teknologi Penyimpanan Modern

Selain membangun gudang, Bulog juga menyiapkan teknologi penyimpanan modern untuk menjaga kualitas beras. Salah satu teknologi yang digunakan adalah sistem plastik vakum, yang memungkinkan penyimpanan beras lebih lama tanpa mengurangi kualitasnya.

Ahmad menjelaskan, dari 100 gudang baru, 50 unit dibangun di atas lahan milik Bulog yang sudah tersedia. Lokasi pembangunan telah disinkronkan bersama Kementerian Pertanian, Kementerian Dalam Negeri, dan instansi terkait agar pembangunan gudang tidak tumpang tindih, terutama di wilayah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T).

“Sesuai dengan arahan Presiden, kita akan membangun gudang secepatnya. Harapannya di bulan Maret nanti sudah jadi dan bisa masuk hasil panen. Di panen raya itu sudah bisa masuk ke gudang baru,” kata Ahmad.

Fasilitas ini diharapkan dapat membantu masyarakat di daerah terpencil, terutama ketika distribusi beras terhambat akibat kondisi cuaca atau keterbatasan infrastruktur.

Antisipasi Lonjakan Stok Beras Nasional

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menekankan pentingnya persiapan menghadapi lonjakan stok beras yang diperkirakan mencapai titik tertinggi pada Desember 2025 hingga Januari 2026.

“Perkiraan kami, 3 juta ton berarti tertinggi selama 57 tahun. Nah, sekarang harus dipersiapkan Februari 2026. Februari sampai April 2026 itu butuh penyerapan 3 juta ton,” jelas Amran.

Menurut Amran, lonjakan stok ini menjadi tantangan tersendiri karena kapasitas gudang harus disiapkan sejak saat ini. Meski demikian, ia optimistis Bulog mampu memenuhi kebutuhan penyerapan beras berbekal pengalaman sebelumnya serta kesiapan jajaran direksi dan dewan pengawas.

Langkah ini juga penting untuk menjaga stabilitas harga beras di pasar nasional, terutama pada masa panen raya.

Peran Gudang Baru dalam Menjaga Stabilitas Pangan

Pembangunan gudang baru bukan hanya menambah kapasitas penyimpanan, tetapi juga berperan strategis dalam menjaga ketahanan pangan nasional. 

Dengan adanya gudang baru, Bulog dapat lebih fleksibel dalam mengatur distribusi beras, terutama ketika permintaan mendadak meningkat atau terjadi kendala distribusi.

Ahmad menegaskan bahwa meskipun kapasitas tambahan ini signifikan, Bulog masih perlu menyewa gudang lain sebagai fasilitas tambahan agar kebutuhan nasional dapat terpenuhi secara optimal. 

Strategi ini memungkinkan cadangan beras nasional tetap aman, bahkan saat terjadi lonjakan permintaan mendadak atau kendala logistik.

“Penambahan gudang ini akan membantu kita menghadapi tantangan distribusi beras terutama saat panen raya. Kami ingin masyarakat tetap mendapatkan pasokan beras yang cukup,” ujar Ahmad.

Koordinasi dengan Pemerintah Daerah

Agar pembangunan gudang berjalan lancar dan tidak menimbulkan masalah administratif, Bulog melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah. Hal ini penting untuk menentukan lokasi yang strategis, memanfaatkan lahan yang ada, dan mempermudah proses distribusi beras ke masyarakat.

Koordinasi ini juga menargetkan wilayah 3T, yang selama ini mengalami keterbatasan akses distribusi dan penyimpanan. Dengan adanya gudang di wilayah tersebut, masyarakat lokal dapat lebih mudah memperoleh beras meski cuaca atau kondisi geografis menjadi kendala.

Optimisme Bulog Menghadapi Panen Raya

Ahmad optimistis gudang baru akan membantu Bulog menyerap beras dari petani secara maksimal. Fasilitas tambahan ini memungkinkan Bulog langsung menampung hasil panen raya, menjaga harga di tingkat petani tetap stabil, dan memastikan ketersediaan beras di pasar nasional tetap terjaga.

“Kami menargetkan agar gudang-gudang ini dapat beroperasi mulai Maret 2026, sehingga bisa langsung menampung hasil panen dan mendukung ketersediaan pangan,” jelas Ahmad.

Langkah ini juga sejalan dengan arahan Presiden untuk memperkuat ketahanan pangan nasional dan menjaga stabilitas harga beras di momen-momen kritis.

Sinergi Antarlembaga untuk Ketahanan Pangan

Menteri Pertanian menambahkan, kesiapan Bulog menjadi kunci keberhasilan kebijakan pangan nasional. Sinergi antara Bulog, Kementerian Pertanian, dan pemerintah daerah diharapkan memastikan distribusi beras berjalan lancar di seluruh Indonesia.

Pemanfaatan teknologi modern, seperti sistem plastik vakum, menunjukkan komitmen Bulog menjaga kualitas beras sekaligus memaksimalkan efisiensi operasional.

“Dengan pengalaman dan kesiapan jajaran direksi serta dewan pengawas, saya optimistis Bulog dapat menjalankan perannya dengan baik,” tutup Amran.

Manfaat Bagi Masyarakat dan Petani

Gudang baru tidak hanya penting bagi Bulog, tetapi juga memberikan manfaat bagi masyarakat dan petani. Petani mendapatkan kepastian bahwa hasil panen mereka dapat diserap langsung, sementara masyarakat dapat memperoleh beras dengan harga stabil.

Selain itu, fasilitas ini juga membantu pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan nasional, terutama di wilayah-wilayah yang rawan mengalami gangguan distribusi akibat kondisi alam atau infrastruktur yang terbatas.

“Sesuai dengan arahan Presiden, gudang ini akan segera dibangun agar panen raya dapat langsung masuk dan tersedia untuk masyarakat,” kata Ahmad.

Gudang Baru Sebagai Pilar Ketahanan Pangan

Pembangunan 100 gudang baru oleh Bulog menjadi strategi utama untuk menjaga ketahanan pangan nasional, mengantisipasi lonjakan stok beras, dan menstabilkan harga. 

Dengan kapasitas tambahan hingga 1 juta ton, pemanfaatan teknologi modern, serta koordinasi dengan pemerintah daerah, Bulog optimistis dapat mendukung kebutuhan beras masyarakat di seluruh Indonesia.

Langkah ini juga menjadi sinyal kuat bagi petani dan pelaku usaha bahwa pemerintah siap menjaga stabilitas pangan nasional sekaligus memastikan beras tersimpan aman dan siap didistribusikan ke seluruh wilayah Indonesia.

Sindi

Sindi

navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Monggo rawuh! 11-14 Desember Grand City Convex Surabaya Jadi Tuan Rumah Livin Fest 2025

Monggo rawuh! 11-14 Desember Grand City Convex Surabaya Jadi Tuan Rumah Livin Fest 2025

RPP Penataan Ruang Jadi Instrumen Strategis Perkuat Tata Kelola Nasional

RPP Penataan Ruang Jadi Instrumen Strategis Perkuat Tata Kelola Nasional

IPB University Siapkan Proyek Strategis Ambisius untuk Periode Mendatang

IPB University Siapkan Proyek Strategis Ambisius untuk Periode Mendatang

Pelaku Properti Syariah Didorong Berperan Aktif Wujudkan Program Perumahan Nasional

Pelaku Properti Syariah Didorong Berperan Aktif Wujudkan Program Perumahan Nasional

Dekarbonisasi Konstruksi Jadi Fokus Utama Insinyur dan Industri di Indonesia

Dekarbonisasi Konstruksi Jadi Fokus Utama Insinyur dan Industri di Indonesia