PMI Manufaktur Tumbuh, Optimisme Industri Diproyeksikan Meningkat

PMI Manufaktur Tumbuh, Optimisme Industri Diproyeksikan Meningkat
PMI Manufaktur Tumbuh, Optimisme Industri Diproyeksikan Meningkat

JAKARTA - Optimisme di sektor manufaktur Indonesia terus meningkat seiring dengan tren positif dalam aktivitas industri nasional. 

Data terbaru menunjukkan bahwa Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur Indonesia menembus angka 53,3 pada November 2025, menandai ekspansi selama empat bulan berturut-turut. 

Angka ini menjadi sinyal positif bagi pertumbuhan industri pada tahun depan dan memperkuat keyakinan para pelaku usaha terhadap kondisi ekonomi domestik.

Baca Juga

RPP Penataan Ruang Jadi Instrumen Strategis Perkuat Tata Kelola Nasional

Ekspansi Manufaktur Menjadi Sinyal Positif

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menjelaskan bahwa aktivitas manufaktur menunjukkan ekspansi yang impresif, seiring meningkatnya permintaan dari pasar dalam negeri. Menurut Airlangga, angka PMI yang ekspansif mencerminkan optimisme pengusaha terhadap prospek industri.

“PMI kita ekspansif artinya pengusaha industri kita optimistis karena pasar dalam negerinya mulai membaik dan persepsi risiko ke depan sudah kelihatan,” ujarnya.

Airlangga memberikan ilustrasi menarik mengenai kondisi manufaktur saat ini. Ia menyamakan produktivitas industri dengan sebuah pesawat yang mendapatkan tailwind, atau dorongan angin yang membuat pesawat melaju lebih cepat. 

Kondisi ini diproyeksikan terjadi pada 2026, berbeda dengan headwind yang membayangi aktivitas industri sepanjang 2024.

“Jadi kalau pesawat, kalau tahun 2024 ada headwind kalau 2026 mudah-mudahan tailwind jadi mendorong pertumbuhan bisa lebih tinggi dari baseline,” jelasnya.

Optimisme Konsumen Mendukung Pertumbuhan

Selain PMI, indikator lain juga menegaskan optimisme ekonomi. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) berada pada level 121,2 dengan basis 100, menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap kondisi ekonomi yang cukup tinggi. 

Hal ini menjadi sinyal bahwa konsumen tetap yakin untuk melakukan pengeluaran dan investasi di tengah ketidakpastian global.

Jika menggunakan Mandiri Spending Index, angkanya bahkan mencapai 312, menandakan potensi belanja konsumen yang kuat. Kepercayaan ini menjadi faktor penting yang mendorong stabilitas dan pertumbuhan sektor manufaktur serta industri lain di dalam negeri.

Sektor Otomotif Tumbuh Stabil

Salah satu contoh nyata dari stabilitas industri domestik terlihat di sektor otomotif. Penjualan motor meningkat sebesar 8,4%, sementara penjualan mobil relatif stabil. Yang menarik, penjualan mobil listrik naik 18,27%, menunjukkan pergeseran preferensi konsumen dari kendaraan berbahan bakar bensin ke kendaraan listrik.

Airlangga menambahkan bahwa kehadiran mobil listrik juga berdampak pada harga kendaraan secara keseluruhan. Dalam salah satu pameran otomotif terbaru, harga rata-rata mobil berada di kisaran Rp300 juta, dengan beberapa model dijual antara Rp175–190 juta.

“Dengan indikator-indikator tersebut, kita melihat bahwa seluruh risiko ke depan sudah price in, baik pada nilai tukar rupiah, tingkat suku bunga, maupun faktor-faktor lain. Karena itu, ke depan kita melihat adanya tailwind yang mendorong perekonomian sehingga risiko yang muncul lebih bersifat upside risk daripada downside risk,” pungkasnya.

Pergeseran ini tidak hanya terkait teknologi, tetapi juga mencerminkan strategi pasar yang membuat kendaraan lebih terjangkau bagi masyarakat. Dengan begitu, daya beli konsumen tetap terjaga sekaligus mendorong pertumbuhan industri otomotif secara keseluruhan.

Perbandingan Regional dan Tantangan Global

Pertumbuhan PMI Indonesia juga perlu dilihat dalam konteks regional. Thailand dan Vietnam mencatat pertumbuhan manufaktur yang tinggi, sementara ekspansi Indonesia tetap stabil namun menunjukkan daya tahan yang baik menghadapi tantangan global.

Kondisi ini menunjukkan bahwa meskipun risiko global, seperti perlambatan ekonomi di beberapa negara, tetap ada, fondasi industri domestik cukup kuat untuk menghadapi tekanan eksternal. 

Dengan tren saat ini, Indonesia berada pada posisi yang menarik di kawasan Asia Tenggara dan siap memanfaatkan peluang ekonomi domestik.

Risiko dan Prospek Ekonomi

Airlangga menekankan bahwa meskipun pertumbuhan positif terlihat jelas, risiko tetap harus diperhatikan. Namun, indikator makroekonomi yang sebagian besar sudah tercermin dalam harga pasar membuat pemerintah menilai bahwa risiko ke depan lebih condong ke sisi positif (upside risk) daripada negatif (downside risk).

Artinya, peluang pertumbuhan ekonomi bisa lebih besar daripada ancaman yang mungkin muncul, selama dinamika global dapat dikelola dengan baik. Dengan tailwind yang mendorong sektor industri dan konsumsi domestik, prospek ekonomi Indonesia pada 2026 diproyeksikan lebih solid dibandingkan tahun sebelumnya.

Tren positif PMI manufaktur, didukung oleh stabilitas sektor otomotif dan optimisme konsumen, menjadi indikator bahwa industri Indonesia siap menghadapi tantangan global sekaligus memanfaatkan peluang domestik. 

Tahun 2026 diproyeksikan menjadi periode percepatan pertumbuhan, yang diharapkan dapat memperkuat peran manufaktur sebagai motor utama perekonomian nasional.

Dengan dukungan permintaan domestik, inovasi seperti kendaraan listrik, serta keyakinan konsumen yang tinggi, sektor industri Indonesia menunjukkan ketahanan dan potensi pertumbuhan yang menjanjikan. 

Semua indikator ini memberikan sinyal bahwa perekonomian nasional memasuki fase ekspansi yang lebih sehat dan stabil, dengan risiko yang relatif terkendali dan peluang yang semakin terbuka.

Sindi

Sindi

navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Pelaku Properti Syariah Didorong Berperan Aktif Wujudkan Program Perumahan Nasional

Pelaku Properti Syariah Didorong Berperan Aktif Wujudkan Program Perumahan Nasional

Dekarbonisasi Konstruksi Jadi Fokus Utama Insinyur dan Industri di Indonesia

Dekarbonisasi Konstruksi Jadi Fokus Utama Insinyur dan Industri di Indonesia

Harga Pangan Hari Ini 5 Desember 2025 Turun, Beras Premium dan Medium Lebih Terjangkau

Harga Pangan Hari Ini 5 Desember 2025 Turun, Beras Premium dan Medium Lebih Terjangkau

OJK Jelaskan Skema Koordinasi Manfaat Asuransi dan BPJS Kesehatan

OJK Jelaskan Skema Koordinasi Manfaat Asuransi dan BPJS Kesehatan

Pemerintah Perkuat Regulasi Untuk Tingkatkan Kepatuhan Wajib Pajak

Pemerintah Perkuat Regulasi Untuk Tingkatkan Kepatuhan Wajib Pajak