JPMorgan Prediksi IHSG 2026 Bisa Tembus Level 10.000

JPMorgan Prediksi IHSG 2026 Bisa Tembus Level 10.000
JPMorgan Prediksi IHSG 2026 Bisa Tembus Level 10.000

JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi memiliki peluang kuat menembus angka 10.000 pada 2026. 

Proyeksi ini datang seiring ekspektasi percepatan belanja pemerintah, dukungan pembiayaan dari Danantara, serta pemulihan kondisi makro global yang diyakini akan mendorong konsumsi domestik dan laba emiten meningkat.

Dalam laporan bertajuk Indonesia Equity 2026 Outlook, tim riset JPMorgan menilai bahwa pasca-tahun politik 2025, pasar saham Indonesia berpotensi memasuki fase pertumbuhan yang lebih konstruktif. “Kami melihat prospek yang lebih positif untuk pasar saham Indonesia pada 2026,” tulis tim riset.

Baca Juga

OJK Jelaskan Skema Koordinasi Manfaat Asuransi dan BPJS Kesehatan

Target IHSG dan Skenario Pasar

JPMorgan menetapkan target dasar IHSG pada akhir 2026 di level 9.100, dengan asumsi pertumbuhan laba 8% dan valuasi 15 kali earnings multiple. Target optimistis ditetapkan di 10.000, sementara skenario negatif berada di 7.800. Proyeksi ini sejalan dengan target MXID, yakni 7.200 untuk base case, 7.500 untuk skenario bull, dan 6.000 untuk skenario bear.

Lembaga tersebut memproyeksikan kebijakan moneter Indonesia akan tetap longgar pada 2026, termasuk kemungkinan pemangkasan suku bunga Bank Indonesia (BI) sebesar 50 basis poin, seiring perbaikan likuiditas sektor keuangan. Defisit transaksi berjalan juga diperkirakan tetap terkendali di bawah 1% dari PDB. Meski demikian, volatilitas rupiah menjadi risiko utama yang dapat memengaruhi kepercayaan bisnis dan arus modal jika tekanan berlanjut.

Peran Strategis Danantara

Salah satu fokus utama laporan JPMorgan adalah peran Danantara dalam mempengaruhi dinamika pasar. Struktur organisasi yang memisahkan BPI Danantara sebagai holding, dengan fungsi pengelolaan aset melalui DAM dan pengelolaan investasi melalui DIM, dianggap menjadi fondasi penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.

“Pemisahan fungsi belanja publik dan pencapaian profitabilitas pada perusahaan negara menjadi elemen yang krusial,” tulis JPMorgan. Dengan mandat publik yang independen dari anggaran fiskal, Danantara memiliki ruang untuk menghimpun pendanaan eksternal, menyalurkan investasi, dan melaksanakan belanja pemerintah yang dapat memperkuat pertumbuhan ekonomi.

Menurut JPMorgan, eksekusi program Danantara pada 2026 diperkirakan menjadi faktor kunci dalam rerating valuasi pasar saham, mengingat perannya yang signifikan terhadap alokasi modal domestik. Keberhasilan Danantara dalam mengelola belanja publik sekaligus mendukung profitabilitas BUMN akan memberikan sentimen positif bagi investor.

Partisipasi Investor Ritel dan Institusi

Selain itu, partisipasi investor ritel di pasar saham Indonesia tercatat mencapai rekor tertinggi pada paruh kedua 2025, mirip dengan lonjakan yang terjadi pada masa pandemi 2020. Lonjakan ini didorong oleh minat yang meningkat terhadap saham-saham konglomerasi dan konstituen indeks. 

JPMorgan memprediksi partisipasi ritel akan tetap kuat pada semester pertama 2026, meskipun moderasi kemungkinan terjadi pada semester berikutnya. Penyesuaian ini dipengaruhi oleh penerapan definisi Adjusted Free Float baru dari MSCI, yang diperkirakan diumumkan pada kuartal pertama 2026 dan berlaku mulai Mei 2026.

Sementara itu, aliran dana institusi diprediksi meningkat secara bertahap sepanjang 2026. Peningkatan ini dipicu oleh mandat investasi publik baru dari Danantara serta meningkatnya porsi alokasi aset ekuitas di berbagai dana pensiun dan lembaga pengelola jaminan sosial milik negara. Dengan demikian, partisipasi institusi akan menjadi penyeimbang bagi dinamika pasar dan mendukung stabilitas pertumbuhan IHSG.

Faktor Pendukung Pertumbuhan Pasar

JPMorgan menilai bahwa kombinasi faktor domestik dan global akan membentuk landasan bagi pertumbuhan pasar saham yang lebih konstruktif. Pemulihan ekonomi global akan mendorong permintaan dan konsumsi domestik, sementara dukungan fiskal dan pembiayaan dari Danantara diharapkan memberikan stimulus yang cukup untuk mendorong pertumbuhan laba emiten.

Dengan proyeksi IHSG yang optimistis, JPMorgan menekankan pentingnya pengelolaan risiko, terutama terkait volatilitas mata uang dan kondisi pasar global. Investor disarankan memperhatikan dinamika suku bunga, aliran modal, serta perkembangan kebijakan pemerintah dan bank sentral sebagai faktor penentu arah pasar saham di tahun depan.

Optimisme IHSG Tembus 10.000

Secara keseluruhan, laporan ini menyoroti peran strategis Danantara dan kebijakan moneter Indonesia dalam menciptakan sentimen positif bagi pasar saham. Dukungan fiskal, aliran dana institusi, dan partisipasi ritel yang kuat diharapkan menjadi faktor kunci dalam mewujudkan potensi IHSG menembus angka 10.000 pada 2026, sekaligus mendorong pertumbuhan pasar yang lebih stabil dan berdaya tahan.

Mazroh Atul Jannah

Mazroh Atul Jannah

navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Pelaku Properti Syariah Didorong Berperan Aktif Wujudkan Program Perumahan Nasional

Pelaku Properti Syariah Didorong Berperan Aktif Wujudkan Program Perumahan Nasional

Dekarbonisasi Konstruksi Jadi Fokus Utama Insinyur dan Industri di Indonesia

Dekarbonisasi Konstruksi Jadi Fokus Utama Insinyur dan Industri di Indonesia

Harga Pangan Hari Ini 5 Desember 2025 Turun, Beras Premium dan Medium Lebih Terjangkau

Harga Pangan Hari Ini 5 Desember 2025 Turun, Beras Premium dan Medium Lebih Terjangkau

OJK Jelaskan Skema Koordinasi Manfaat Asuransi dan BPJS Kesehatan

OJK Jelaskan Skema Koordinasi Manfaat Asuransi dan BPJS Kesehatan

Pemerintah Perkuat Regulasi Untuk Tingkatkan Kepatuhan Wajib Pajak

Pemerintah Perkuat Regulasi Untuk Tingkatkan Kepatuhan Wajib Pajak