Perkuat Ekosistem Perumahan, Ara Dorong Broker Garap Pasar Secondary

Perkuat Ekosistem Perumahan, Ara Dorong Broker Garap Pasar Secondary
Perkuat Ekosistem Perumahan, Ara Dorong Broker Garap Pasar Secondary

JAKARTA - Dinamika pasar perumahan Indonesia menunjukkan perubahan signifikan ketika pemerintah mulai menaruh perhatian pada potensi transaksi di pasar rumah second atau secondary market. 

Dalam konteks kebutuhan hunian yang terus meningkat serta distribusi rumah subsidi yang makin masif, Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait menilai bahwa para broker properti memiliki peran kunci. 

Dorongan agar mereka lebih aktif tidak hanya dilandasi pertimbangan ekonomi, tetapi juga kebutuhan membangun ekosistem transaksi yang tertib, aman, dan berkelanjutan.

Baca Juga

RPP Penataan Ruang Jadi Instrumen Strategis Perkuat Tata Kelola Nasional

Industri properti sendiri lekat dengan nilai transaksi besar dan proses kompleks yang membutuhkan ketelitian.

Karena itu, keberadaan perantara yang memahami aspek legalitas serta dinamika pasar menjadi unsur penting. 

Maruarar, atau Ara, menegaskan bahwa peran broker bukan sekadar mendampingi proses jual-beli, tetapi juga menjadi jembatan informasi dan penentu kelancaran transaksi hunian, khususnya rumah subsidi yang sudah memenuhi kriteria untuk dijual kembali.

Pentingnya Peran Broker dalam Mobilitas Hunian Subsidi

Dalam penyampaiannya, Ara menyoroti peluang besar di pasar rumah subsidi yang telah ditempati dan siap diperdagangkan kembali. Ia menegaskan perlunya mekanisme yang tertib agar pemilik rumah subsidi dapat menjual hunian lama ketika ingin pindah ke rumah yang lebih besar maupun yang lebih sesuai kebutuhan.

“Kalau masyarakat sudah memenuhi syarat dan ingin naik kelas ke rumah yang lebih besar, seharusnya ada mekanisme secondary market agar rumah subsidi itu bisa dijual kembali dengan tertib. Ini bisa menjadi peluang ekonomi bagi broker sekaligus memperkuat ekosistem perumahan rakyat,” ujarnya.

Ia kemudian menambahkan bahwa keberadaan broker dalam pasar rumah subsidi tentu harus berada dalam kerangka yang sesuai dengan arah pembangunan perumahan nasional. 

Kebijakan pemerintah mengenai pemerataan akses hunian bagi masyarakat berpenghasilan rendah tetap menjadi prioritas, dan karena itu peran broker harus terarah serta tidak mengganggu prinsip keadilan tersebut.

Potensi Ekonomi Besar dalam Pasar Secondary Rumah Subsidi

Pasar rumah subsidi second terbuka luas karena setiap tahun pemerintah menambah jumlah unit baru. Data yang disampaikan Ara menunjukkan bahwa tahun lalu pemerintah menyalurkan sekitar 200.000 unit rumah subsidi. Sementara pada tahun 2025 jumlah tersebut meningkat menjadi 350.000 unit.

“Kalau setiap tahun bisa mencapai angka itu, maka dalam sepuluh tahun akan ada sekitar 3,5 juta rumah subsidi. Ini adalah potensi luar biasa yang bisa menjadi sumber penghidupan baru bagi puluhan ribu broker di seluruh Indonesia,” jelasnya.

Dengan jumlah tersebut, transaksi rumah subsidi second bisa menjadi penggerak ekonomi baru, terutama bagi para broker yang selama ini banyak berkecimpung di penjualan properti primer. 

Perputaran pasar secondary dapat menciptakan sirkulasi ekonomi yang lebih aktif di tingkat masyarakat, termasuk kelompok berpenghasilan rendah yang membutuhkan sistem jual-beli yang aman, cepat, dan terjangkau.

Kebutuhan Kolaborasi untuk Sistem Transaksi yang Terintegrasi

Agar potensi tersebut dapat dioptimalkan, Ara mendorong kolaborasi yang lebih kuat antara pemerintah, perbankan, pengembang, serta asosiasi broker seperti AREBI. Kolaborasi menjadi kunci untuk membangun sistem yang saling terhubung baik dari sisi legalitas, validasi data properti, maupun mekanisme transaksi.

“Kita ingin ekonomi di sektor bawah juga bergerak. Kalau ekosistem ini terbentuk, pemerataan ekonomi bisa tercapai dari atas hingga ke bawah,” ujarnya.

Menurut Ara, aktivitas broker yang profesional dapat membantu menciptakan pasar yang lebih stabil. Mengingat nilai transaksi properti yang tinggi, broker juga berfungsi sebagai pelindung kepentingan konsumen melalui verifikasi legalitas dokumen hingga memastikan informasi yang diberikan akurat.

Ia menegaskan pula bahwa broker bukan hanya fasilitator, tetapi bagian dari struktur pasar properti yang menjaga keseimbangan dan mengurangi risiko penipuan atau transaksi ilegal.

Transformasi Digital dalam Industri Broker Properti

Di sisi pelaku industri, adaptasi terhadap perkembangan teknologi terus dilakukan untuk meningkatkan profesionalisme dan kepercayaan konsumen. Executive Director Century 21 Indonesia, Daniel Handoyo, menyampaikan bahwa Century 21 terus berinvestasi dalam inovasi digital guna menjawab kebutuhan masyarakat.

Salah satu langkah strategis mereka adalah peluncuran portal properti terintegrasi. Platform ini dirancang untuk memberikan kemudahan bagi konsumen dalam memastikan bahwa properti yang ditampilkan telah melewati proses pengecekan awal sehingga terhindar dari informasi yang tidak akurat. 

Upaya ini menjadi bagian penting dari peningkatan transparansi dan profesionalisme di sektor properti.

Fitur pencarian berdasarkan lokasi, harga, hingga fitur rumah disediakan untuk membantu konsumen menemukan pilihan yang paling sesuai dengan kebutuhan. Hal ini menciptakan pengalaman transaksi yang lebih efisien sekaligus memudahkan agen dalam memastikan akuntabilitas.

Tantangan Profesionalisme Broker dan Ketertiban Pasar

Walaupun perkembangan teknologi dan pengakuan terhadap profesi broker semakin meningkat, Daniel mengingatkan bahwa industri properti tetap menghadapi beberapa tantangan. Ia menegaskan bahwa:

“Edukasi konsumen tentang pentingnya menggunakan jasa broker berlisensi, penegakan etika profesi, serta adaptasi terhadap regulasi yang terus berkembang adalah beberapa aspek yang perlu terus diperkuat.”

Century 21 yang memiliki lebih dari 50 kantor cabang dan 1.500 agen aktif berupaya memastikan setiap pengguna dapat terhubung dengan agen kompeten di wilayah masing-masing. 

Keberadaan agent yang memahami perkembangan regulasi dan teknologi sangat diperlukan agar transaksi tetap mengikuti standar dan memberikan rasa aman kepada masyarakat.

Menurut Daniel, perkembangan teknologi telah mengubah banyak sektor, termasuk properti. Karena itu, broker justru semakin berperan dalam membantu masyarakat mewujudkan impian memiliki hunian atau investasi properti. Pada saat yang sama, peran tersebut berkontribusi menjaga pertumbuhan pasar properti nasional tetap sehat.

Menyongsong Ekosistem Properti yang Lebih Terstruktur

Dorongan pemerintah, peningkatan minat pasar, serta transformasi industri menunjukkan bahwa secondary market berpotensi menjadi pilar baru dalam sektor properti Indonesia. 

Dengan memperkuat kolaborasi dan profesionalisme broker, ekosistem jual-beli rumah baik subsidi maupun non-subsidi dapat bergerak lebih tertib, inklusif, dan menggerakkan ekonomi dari bawah.

Sindi

Sindi

navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Pelaku Properti Syariah Didorong Berperan Aktif Wujudkan Program Perumahan Nasional

Pelaku Properti Syariah Didorong Berperan Aktif Wujudkan Program Perumahan Nasional

Dekarbonisasi Konstruksi Jadi Fokus Utama Insinyur dan Industri di Indonesia

Dekarbonisasi Konstruksi Jadi Fokus Utama Insinyur dan Industri di Indonesia

Harga Pangan Hari Ini 5 Desember 2025 Turun, Beras Premium dan Medium Lebih Terjangkau

Harga Pangan Hari Ini 5 Desember 2025 Turun, Beras Premium dan Medium Lebih Terjangkau

OJK Jelaskan Skema Koordinasi Manfaat Asuransi dan BPJS Kesehatan

OJK Jelaskan Skema Koordinasi Manfaat Asuransi dan BPJS Kesehatan

Pemerintah Perkuat Regulasi Untuk Tingkatkan Kepatuhan Wajib Pajak

Pemerintah Perkuat Regulasi Untuk Tingkatkan Kepatuhan Wajib Pajak