5 Kebiasaan Sehat yang Sebenarnya Bisa Merusak Ginjal Menurut Dokter

5 Kebiasaan Sehat yang Sebenarnya Bisa Merusak Ginjal Menurut Dokter
5 Kebiasaan Sehat yang Sebenarnya Bisa Merusak Ginjal Menurut Dokter

JAKARTA - Banyak orang percaya sudah menjalani gaya hidup sehat, mulai dari olahraga rutin hingga pola makan teratur, namun tidak semua kebiasaan yang dianggap sehat aman bagi ginjal.

Beberapa aktivitas atau konsumsi yang populer di kalangan masyarakat bisa menimbulkan tekanan berlebih pada organ vital ini. Ginjal yang bekerja terlalu keras berisiko mengalami penurunan fungsi seiring waktu, bahkan memicu penyakit ginjal kronis. Memahami kebiasaan yang tampak sehat namun berpotensi membahayakan ginjal penting agar langkah pencegahan dapat dilakukan sejak dini.

Mengonsumsi Protein Berlebihan

Baca Juga

Spesifikasi dan Harga Samsung S24 FE di Indonesia

Protein kerap dianggap sahabat bagi tubuh, terutama bagi mereka yang aktif berolahraga atau ingin membentuk massa otot. Namun, mengonsumsi protein dalam jumlah berlebih justru memberikan beban tambahan pada ginjal. 

Menurut urolog David Shusterman, makan dua hingga tiga kali lipat kebutuhan protein harian tidak mempercepat pertumbuhan otot, melainkan membuat ginjal bekerja lebih keras. Produk sisa metabolisme protein yang menumpuk di darah harus disaring ginjal, dan konsumsi protein berlebihan meningkatkan risiko munculnya penyakit ginjal kronis.

Jenis protein juga memengaruhi risiko ini. Protein hewani dari daging lebih berat diolah oleh ginjal dibanding protein nabati, sehingga orang dengan gangguan ginjal sebaiknya menyeimbangkan konsumsi protein dari sumber seperti kacang-kacangan, kedelai, dan biji-bijian.

Suplemen yang Tidak Tepat

Banyak orang mengandalkan suplemen untuk menjaga kesehatan, tetapi beberapa suplemen dapat merusak ginjal, terutama jika dikonsumsi berlebihan atau tanpa pengawasan dokter. 

Vitamin D, misalnya, dapat berinteraksi dengan pengikat fosfat pada pasien CKD dan meningkatkan kadar aluminium dalam darah, yang berbahaya. Suplemen kalium dan obat herbal yang mengandung kalium juga menimbulkan risiko penumpukan kalium di darah. Konsultasi dengan tenaga medis sebelum mengonsumsi suplemen sangat dianjurkan agar ginjal tetap terlindungi.

Teh Detoks Bisa Membebani Ginjal

Teh detoks populer sebagai cara membersihkan tubuh dari racun atau menurunkan berat badan. Namun, bukti ilmiah mengenai klaim ini masih minim. Teh detoks mengandung diuretik yang meningkatkan produksi urin, sehingga tubuh rentan dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit, kondisi yang membebani ginjal. 

Bahan herbal seperti licorice root, St. John’s wort, dan daun senna dalam teh detoks juga berpotensi merusak ginjal. Sebagai alternatif, tubuh memiliki ginjal yang sudah mampu “mendetoks” secara alami. Dukungan terbaik adalah melalui hidrasi yang cukup, konsumsi makanan utuh, dan serat alami.

Hati-Hati dengan Konsumsi Air Berlebihan

Hidrasi memang penting untuk kesehatan, tetapi minum air berlebihan dalam waktu singkat dapat membahayakan. Ginjal hanya mampu mengolah sekitar 0,8–1 liter air per jam. Minum lebih cepat dari kapasitas ini bisa menurunkan kadar natrium dalam darah, memicu pembengkakan sel, dan memengaruhi fungsi organ lain termasuk otak. Shusterman menyarankan minum sesuai rasa haus dan memantau warna urin; kuning pucat menunjukkan hidrasi yang cukup dan aman bagi ginjal.

Penggunaan NSAID Terlalu Sering

Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) seperti aspirin, ibuprofen, atau naproxen kerap digunakan untuk meredakan nyeri atau demam. Namun, penggunaan rutin atau berlebihan dapat menurunkan aliran darah ke ginjal dan menghambat filtrasi, sehingga risiko penyakit ginjal kronis meningkat seiring waktu. 

Thomas Pontinen, ahli nyeri bersertifikat, menekankan bahwa meski pada usia muda efeknya mungkin belum terasa, pada usia dewasa risiko meningkat terutama jika ada dehidrasi atau tekanan darah tinggi. Alternatif pereda nyeri yang lebih aman meliputi tidur cukup, peregangan, kompres panas/dingin, dan konsumsi air secukupnya.

Tidak semua kebiasaan yang tampak sehat selalu aman bagi ginjal. Protein berlebih, suplemen tanpa pengawasan, teh detoks, konsumsi air yang berlebihan, dan NSAID rutin adalah beberapa contoh yang bisa merusak ginjal jika tidak dikontrol. 

Kesadaran terhadap hal-hal ini penting agar ginjal tetap berfungsi optimal sepanjang hidup. Pencegahan sederhana, seperti menyeimbangkan asupan protein, minum air secukupnya, berhati-hati dengan suplemen, dan membatasi obat tertentu, dapat membuat ginjal tetap sehat meski gaya hidup sehari-hari aktif dan padat.

Mazroh Atul Jannah

Mazroh Atul Jannah

navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Pelaku Properti Syariah Didorong Berperan Aktif Wujudkan Program Perumahan Nasional

Pelaku Properti Syariah Didorong Berperan Aktif Wujudkan Program Perumahan Nasional

Dekarbonisasi Konstruksi Jadi Fokus Utama Insinyur dan Industri di Indonesia

Dekarbonisasi Konstruksi Jadi Fokus Utama Insinyur dan Industri di Indonesia

Harga Pangan Hari Ini 5 Desember 2025 Turun, Beras Premium dan Medium Lebih Terjangkau

Harga Pangan Hari Ini 5 Desember 2025 Turun, Beras Premium dan Medium Lebih Terjangkau

OJK Jelaskan Skema Koordinasi Manfaat Asuransi dan BPJS Kesehatan

OJK Jelaskan Skema Koordinasi Manfaat Asuransi dan BPJS Kesehatan

Pemerintah Perkuat Regulasi Untuk Tingkatkan Kepatuhan Wajib Pajak

Pemerintah Perkuat Regulasi Untuk Tingkatkan Kepatuhan Wajib Pajak