Mendampingi Anak Disabilitas, Langkah Apa yang Harus di Lakukan Agar Anak Tumbuh Sehat Optimal ?
- Kamis, 04 Desember 2025
JAKARTA - Mendampingi anak dengan disabilitas memerlukan pendekatan penuh kesabaran, pemahaman, dan kesadaran dari seluruh anggota keluarga. Tantangan yang dihadapi sering kali kompleks, mulai dari kebutuhan fisik, perkembangan motorik, hingga stimulasi kognitif.
Namun, dukungan yang tepat dari orangtua menjadi kunci utama agar anak dapat tumbuh dan berkembang sesuai potensi mereka. Kesadaran dan penerimaan dari keluarga menjadi fondasi awal yang tidak bisa ditawar.
Menurut dr. Agung Priambodo Kusumo, Sp.K.F.R, spesialis fisiatri dari Rumah Sakit Sardjito, pendampingan anak disabilitas sebaiknya dimulai dari rumah, sejak dini, dengan perhatian dan pengertian yang tepat. “Penerimaan dari keluarga adalah kunci utama. Jika orangtua bisa menerima kondisi anak dengan segala keterbatasannya, anak pun akan merasakan dukungan yang kuat untuk berkembang,” ujarnya.
Baca Juga
Kesadaran Dimulai dari Rumah
Langkah awal yang perlu dilakukan orangtua adalah skrining dini, baik selama masa kehamilan maupun pasca-persalinan. Skrining ini berfungsi untuk mendeteksi potensi gangguan sejak awal, sehingga perawatan dan terapi bisa segera diberikan jika dibutuhkan. Selain itu, pemeriksaan rutin setelah kelahiran juga penting untuk memantau perkembangan fisik dan kognitif anak.
“Orangtua sebaiknya segera melakukan pemeriksaan jika melihat keterlambatan gerakan atau kemampuan motorik anak,” jelas Agung. Perhatian khusus pada dua tahun pertama kehidupan anak sangat penting karena periode ini merupakan fase perkembangan otak yang pesat. Kemampuan motorik, sensorik, dan interaksi sosial anak sebagian besar terbentuk pada fase ini, sehingga pendampingan sejak dini akan memberi dampak besar pada kualitas hidup mereka.
Penerimaan Keluarga sebagai Fondasi
Penerimaan keluarga menjadi fondasi utama dalam mendampingi anak dengan disabilitas. Banyak orangtua mengalami fase denial atau penolakan ketika mengetahui kondisi anak mereka. Padahal, penerimaan orangtua menjadi langkah pertama dalam memberikan dukungan emosional yang dibutuhkan anak untuk berkembang.
“Denial hanya akan memperburuk keadaan. Orangtua yang menerima kenyataan akan lebih siap untuk memberikan dukungan optimal kepada anak,” ujar Agung.
Selain penerimaan orangtua inti, keterlibatan keluarga besar juga sangat menentukan. Anggota keluarga yang lain perlu diberi pemahaman mengenai disabilitas agar mampu memberikan dukungan yang sesuai. Tanpa dukungan ini, anak dengan disabilitas akan kesulitan untuk mengoptimalkan potensinya.
Peran Komunitas dan Teknologi
Dukungan tidak hanya datang dari keluarga, tetapi juga dari komunitas disabilitas. Orangtua dianjurkan untuk bergabung dengan komunitas, berbagi pengalaman, serta mendapatkan informasi mengenai terapi dan alat bantu yang dibutuhkan anak. “Komunitas sangat membantu dalam memberikan informasi terkait terapi, alat bantu, dan dukungan moral. Orangtua yang memiliki anak dengan disabilitas akan merasa tidak sendirian,” jelas Agung.
Di era digital, teknologi juga memegang peranan penting. Berbagai platform dapat meningkatkan kesadaran orangtua dan memberikan akses informasi terbaru mengenai perawatan anak disabilitas. Namun, Agung menekankan bahwa interaksi langsung dengan tenaga medis tetap penting untuk mendapatkan pendampingan yang personal dan tepat sasaran.
Kesadaran dan Lingkungan Inklusif
Hari Disabilitas Internasional menjadi momen penting untuk mengingatkan masyarakat bahwa anak-anak dengan disabilitas berhak mendapatkan kesempatan yang setara. Kesadaran mengenai disabilitas sebaiknya dimulai dari rumah, menyebar ke lingkungan, hingga membentuk masyarakat yang inklusif.
“Kesadaran harus dimulai dari rumah, dari keluarga, dan dilanjutkan dengan menciptakan lingkungan yang mendukung mereka,” tegas Agung. Dengan penerimaan, dukungan, dan stimulasi yang tepat, anak dengan disabilitas dapat tumbuh sehat, bahagia, dan berkembang sesuai potensinya.
Mendampingi anak dengan disabilitas bukanlah hal yang mudah, tetapi bisa dilakukan dengan langkah-langkah yang terstruktur dan penuh perhatian. Orangtua perlu:
Melakukan skrining dini dan pemeriksaan rutin untuk memantau perkembangan anak.
Memberikan dukungan emosional dengan menerima kondisi anak sepenuhnya.
Melibatkan keluarga besar agar anak memperoleh lingkungan yang mendukung.
Bergabung dengan komunitas disabilitas untuk berbagi informasi dan pengalaman.
Memanfaatkan teknologi sebagai sumber informasi, namun tetap berkonsultasi dengan tenaga medis secara langsung.
Dengan langkah-langkah tersebut, anak-anak dengan disabilitas dapat memperoleh kualitas hidup yang lebih baik, tumbuh sehat, dan tetap aktif secara fisik maupun sosial. Kesadaran, penerimaan, dan dukungan keluarga adalah kunci utama untuk mewujudkan semua itu.
Mazroh Atul Jannah
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
IPB University Siapkan Proyek Strategis Ambisius untuk Periode Mendatang
- Jumat, 05 Desember 2025
Pelaku Properti Syariah Didorong Berperan Aktif Wujudkan Program Perumahan Nasional
- Jumat, 05 Desember 2025
Harga Pangan Hari Ini 5 Desember 2025 Turun, Beras Premium dan Medium Lebih Terjangkau
- Jumat, 05 Desember 2025
Berita Lainnya
Pelaku Properti Syariah Didorong Berperan Aktif Wujudkan Program Perumahan Nasional
- Jumat, 05 Desember 2025
Dekarbonisasi Konstruksi Jadi Fokus Utama Insinyur dan Industri di Indonesia
- Jumat, 05 Desember 2025
Harga Pangan Hari Ini 5 Desember 2025 Turun, Beras Premium dan Medium Lebih Terjangkau
- Jumat, 05 Desember 2025
Terpopuler
1.
Lippo Siap Luncurkan Rumah Murah HWB Purwakarta Segera
- 05 Desember 2025
2.
3.
4.
DHL Express Investasi Besar Bangun Gateway Logistik Modern Surabaya
- 05 Desember 2025
5.
Spesifikasi dan Harga Samsung S24 FE di Indonesia
- 05 Desember 2025







