Industri Mebel Nasional Dorong Penguatan Made in Indonesia dan Proteksi Pasar
- Jumat, 05 Desember 2025
JAKARTA - Di tengah meningkatnya persaingan industri global, pelaku industri mebel nasional menilai bahwa saat ini diperlukan langkah yang lebih strategis untuk memperkuat posisi Indonesia, baik di pasar domestik maupun internasional.
Serbuan produk asing, ketatnya regulasi internasional, serta tuntutan untuk menerapkan sistem keberlanjutan membuat industri ini membutuhkan perlindungan dan dukungan yang lebih komprehensif dari pemerintah.
Hal tersebut menjadi perhatian utama Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI), yang menilai perlindungan pasar dan penguatan identitas produk lokal merupakan kunci menjaga keberlanjutan sektor yang menyerap jutaan tenaga kerja ini.
Baca JugaRPP Penataan Ruang Jadi Instrumen Strategis Perkuat Tata Kelola Nasional
Pentingnya Proteksi Pasar dan Dukungan Kebijakan
Ketua Umum HIMKI, Abdul Sobur, menegaskan bahwa industri mebel dan kerajinan memegang peranan besar dalam menyerap lebih dari 2,1 juta tenaga kerja di berbagai wilayah. Selain itu, sektor ini menopang jutaan pelaku UMKM dari hulu ke hilir. Oleh sebab itu, stabilitas industri furnitur tidak hanya berdampak pada ekspor, tetapi juga menyangkut kesejahteraan ekonomi masyarakat di berbagai daerah.
“Kami hanya meminta kesempatan yang sama untuk bersaing di pasar global yang tidak lagi fair,” ujar Sobur.
Menurutnya, pemberlakuan regulasi hijau internasional seperti European Union Deforestation Regulation (EUDR) menjadi tantangan serius bagi produsen dalam negeri. Regulasi tersebut menuntut standar keberlanjutan yang ketat dan memerlukan dokumentasi terukur. Namun Sobur menegaskan bahwa penerapan aturan tersebut tidak seharusnya dibebankan secara sama rata—khususnya kepada pelaku UMKM yang memiliki keterbatasan sumber daya.
Untuk menjawab tantangan tersebut, ia mendorong pemerintah menyediakan fasilitas sistem ketelusuran (traceability) yang memadai dan dokumentasi tunggal setara dengan standar Forest Stewardship Council. Ini diperlukan untuk memastikan produk kayu Indonesia tetap dapat diterima di pasar global yang semakin menuntut transparansi rantai pasok.
Tantangan Serbuan Produk Impor dan Harga Murah
Selain regulasi internasional, industri mebel dalam negeri juga berhadapan dengan maraknya produk asing yang masuk ke pasar domestik. Produk-produk tersebut kerap hadir dengan harga jauh lebih murah dan jumlah yang semakin masif, sehingga menekan pelaku industri lokal.
“Jika kita tidak bergerak cepat, buyer global akan meninggalkan Indonesia bukan karena kualitas kita tidak baik, tetapi karena tidak kompetitif,” tegas Sobur.
Menyikapi hal tersebut, HIMKI meminta pemerintah memperkuat penegakan aturan antidumping terhadap produk impor yang masuk secara tidak adil. Selain itu, ia mendorong pemerintah untuk membuka peluang tarif ekspor preferensial ke pasar-pasar utama sebagai strategi meningkatkan daya saing furnitur Indonesia di tingkat global.
Penguatan Identitas dan Branding Made in Indonesia
Di tengah berbagai hambatan tersebut, HIMKI tetap optimis terhadap masa depan industri mebel Indonesia. Sobur menilai bahwa kekuatan terbesar industri lokal terletak pada kreativitas berbasis budaya yang tidak dimiliki negara lain.
“Desain dan kerajinan adalah DNA bangsa ini. Kita punya cerita, identitas, dan jiwa yang sudah diakui dunia,” ujarnya.
Ia mendorong pembentukan Center of Design Excellence sebagai pusat inovasi dan pengembangan produk ekspor kreatif. Melalui pusat desain ini, kolaborasi antara desainer dan pelaku industri di daerah dapat diperkuat, sehingga menghasilkan produk yang tidak hanya kompetitif dari sisi kualitas, tetapi juga memiliki nilai cerita yang relevan dengan tren pasar global.
Penguatan branding Made in Indonesia dinilai menjadi strategi penting untuk membangun persepsi positif terhadap produk mebel nasional di mata buyer internasional. Branding yang kuat tidak hanya meningkatkan nilai tambah produk, tetapi juga memperluas peluang pasar.
Logistik sebagai Kunci Daya Saing Global
Selain aspek kualitas dan kreativitas, Sobur menyoroti pentingnya penguatan ekosistem logistik nasional. Ia mengungkapkan bahwa tingginya biaya logistik menjadi salah satu faktor yang menahan daya saing produsen dalam negeri. Untuk itu, infrastruktur seperti Pelabuhan Patimban dan Bandara Kertajati dinilai harus dioptimalkan sebagai pintu ekspor utama.
Yang dibutuhkan, menurutnya, adalah penambahan layanan ekspor-impor di Patimban, integrasi konektivitas multimoda, serta pemberian insentif bagi eksportir yang memanfaatkan hub logistik nasional. Ketika biaya logistik dapat ditekan, maka daya saing furnitur Indonesia akan meningkat secara signifikan di pasar global.
Sobur meyakini bahwa kebijakan yang berpihak pada industri dan ekspor, serta peningkatan daya saing melalui teknologi, talenta, dan desain, dapat memacu ekspor industri mebel dan kerajinan Indonesia hingga 6 miliar dolar AS pada tahun 2030.
Kinerja Ekspor Mebel dan Kerajinan Tetap Tumbuh
Meski menghadapi berbagai tantangan, industri furnitur nasional tetap mencatatkan kinerja ekspor positif. Data Kementerian Perindustrian menunjukkan nilai ekspor furnitur mencapai 920 juta dolar AS pada triwulan II tahun 2025, meningkat dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 910 juta dolar AS.
Industri kerajinan juga menunjukkan tren pertumbuhan, dengan nilai ekspor mencapai 173,49 juta dolar AS pada triwulan II-2025, tumbuh 9,11 persen secara tahunan. Capaian tersebut memperlihatkan potensi besar sektor furnitur dan kerajinan untuk terus berkembang dengan dukungan kebijakan yang tepat.
Mazroh Atul Jannah
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
IPB University Siapkan Proyek Strategis Ambisius untuk Periode Mendatang
- Jumat, 05 Desember 2025
Pelaku Properti Syariah Didorong Berperan Aktif Wujudkan Program Perumahan Nasional
- Jumat, 05 Desember 2025
Harga Pangan Hari Ini 5 Desember 2025 Turun, Beras Premium dan Medium Lebih Terjangkau
- Jumat, 05 Desember 2025
Berita Lainnya
Pelaku Properti Syariah Didorong Berperan Aktif Wujudkan Program Perumahan Nasional
- Jumat, 05 Desember 2025
Dekarbonisasi Konstruksi Jadi Fokus Utama Insinyur dan Industri di Indonesia
- Jumat, 05 Desember 2025
Harga Pangan Hari Ini 5 Desember 2025 Turun, Beras Premium dan Medium Lebih Terjangkau
- Jumat, 05 Desember 2025
Terpopuler
1.
Lippo Siap Luncurkan Rumah Murah HWB Purwakarta Segera
- 05 Desember 2025
2.
3.
4.
DHL Express Investasi Besar Bangun Gateway Logistik Modern Surabaya
- 05 Desember 2025
5.
Spesifikasi dan Harga Samsung S24 FE di Indonesia
- 05 Desember 2025







