Bahaya Terigu Olahan: Ini 5 Risiko Kesehatan yang Jarang Disadari
- Jumat, 05 Desember 2025
JAKARTA - Tepung terigu mungkin terlihat sepele karena selalu hadir dalam menu sehari-hari kita, mulai dari roti, kue, pasta, hingga mi instan. Praktis dan mudah diolah, produk berbahan dasar terigu memang memudahkan aktivitas memasak.
Namun, di balik kepraktisannya, konsumsi terigu—terutama jenis olahan—secara berlebihan menyimpan risiko kesehatan yang sering terabaikan.
Banyak orang tidak menyadari bahwa proses pemurnian yang menghilangkan nutrisi penting justru meninggalkan komponen yang berpotensi memicu berbagai gangguan kesehatan. Oleh karena itu, penting untuk memahami secara mendalam ancaman tersembunyi di balik bahan makanan populer ini agar kita bisa membuat pilihan diet yang lebih bijak dan seimbang.
Baca Juga
Ancaman Gluten bagi Pencernaan dan Kesehatan Usus
Salah satu bahaya terigu yang paling dikenal adalah kandungan gluten. Gluten merupakan protein yang terdapat pada gandum, jelai, dan gandum hitam, yang dapat menjadi pemicu utama penyakit celiac. Kondisi autoimun ini menyerang usus kecil dan memengaruhi kemampuan tubuh menyerap nutrisi. Sekitar 1 dari 100 orang di dunia mengalami celiac, meski banyak yang tidak terdiagnosis.
Ketika penderita celiac mengonsumsi gluten, tubuh akan bereaksi berlebihan, merusak vili usus kecil, dan menyebabkan malnutrisi. Gejala yang muncul bervariasi, mulai dari nyeri perut, kembung, diare kronis, hingga anemia dan osteoporosis. Selain celiac, terdapat juga sensitivitas gluten non-celiac (NCGS), di mana seseorang mengalami gejala serupa tanpa memiliki penyakit celiac atau alergi gandum. Penelitian menunjukkan sekitar 70% penderita NCGS mengalami respons peradangan pada saluran pencernaan. Satu-satunya cara efektif mengatasi kedua kondisi ini adalah menjalani diet bebas gluten secara ketat seumur hidup.
Terigu dan Risiko Diabetes
Tepung terigu olahan, seperti tepung putih atau maida, memiliki indeks glikemik tinggi, biasanya antara 70 hingga 85. Ini berarti konsumsi terigu olahan dapat meningkatkan kadar gula darah dengan cepat. Proses pemurnian menghilangkan dedak dan kuman, menyisakan pati yang lebih cepat dicerna.
Lonjakan gula darah ini memicu pelepasan insulin berlebihan dari pankreas. Konsumsi karbohidrat olahan secara berlebihan dapat menyebabkan resistensi insulin, suatu kondisi di mana tubuh tidak mampu menggunakan insulin secara efektif. Resistensi insulin merupakan prediktor penting untuk sindrom metabolik dan diabetes tipe 2. Beberapa penelitian juga menyebutkan bahwa terigu mengandung senyawa alloxan yang berpotensi merusak sel beta pankreas, sehingga meningkatkan risiko diabetes.
Peradangan Sistemik hingga Risiko Kanker
Ketidakseimbangan gula darah akibat terigu juga memicu peradangan sistemik. Protein dalam gandum, seperti amylase-trypsin inhibitors (ATIs), dapat merangsang respons imun dan menimbulkan peradangan tidak hanya di usus, tetapi juga di organ lain seperti ginjal, limpa, dan otak.
Peradangan kronis ini dikaitkan dengan gangguan seperti sindrom iritasi usus besar, eksim, asma, dan radang sendi. Selain itu, konsumsi karbohidrat olahan berlebihan dapat memengaruhi sistem vaskular, kadar lipid, serta tekanan darah, meningkatkan risiko penyakit jantung. Penelitian juga menemukan hubungan antara konsumsi terigu olahan dengan risiko kanker tertentu, seperti usus besar, payudara, dan endometrium, kemungkinan melalui peningkatan pelepasan faktor pertumbuhan mirip insulin (IGF-1).
Gangguan Pencernaan dan Kekurangan Nutrisi
Tepung terigu olahan rendah serat, yang dapat menyebabkan sembelit, kembung, dan gangguan pencernaan lainnya. Gluten dalam terigu dapat memperlambat sistem pencernaan dan mengganggu keseimbangan bakteri baik. Selain itu, proses pemurnian menghilangkan vitamin B, vitamin E, dan mineral penting seperti zat besi, tembaga, seng, dan magnesium.
Meski beberapa tepung diperkaya nutrisi setelah diproses, kandungan tersebut tidak sekomprehensif nutrisi alami yang hilang. Diet tinggi terigu olahan berisiko menggantikan makanan sehat lain, sehingga menyebabkan defisiensi nutrisi yang dapat memicu anemia, masalah gigi, dan penurunan daya tahan tubuh.
Dampak pada Berat Badan dan Kesehatan Mental
Tepung terigu olahan tinggi kalori namun rendah serat, sehingga tidak memberi rasa kenyang tahan lama. Hal ini dapat mendorong makan berlebihan, meningkatkan penumpukan lemak, dan memicu obesitas. Selain itu, konsumsi berlebihan dapat memengaruhi oksidasi lemak dan kesehatan bakteri pencernaan.
Gluten dapat memberikan efek seperti eksorfin, yang memberi perasaan nyaman sementara dan berpotensi menyebabkan kecanduan makanan. Beberapa masalah kulit, seperti dermatitis herpetiformis dan jerawat, juga terkait konsumsi terigu olahan. Bahkan, makanan berbasis terigu dapat menimbulkan peradangan pada gusi dan memengaruhi kesehatan gigi.
Langkah Bijak Mengurangi Risiko
Mengurangi konsumsi tepung terigu olahan menjadi langkah penting untuk melindungi kesehatan tubuh. Sahabat Fimela dapat membatasi asupan gula hingga maksimal enam sendok teh per hari, memperbanyak konsumsi buah, sayuran, dan protein tanpa lemak, serta memilih gandum utuh atau alternatif bebas gluten ketika memungkinkan.
Dengan memahami potensi risiko tersembunyi dari terigu olahan, kita dapat membuat pilihan diet yang lebih bijak dan menjaga kesehatan jangka panjang. Perlahan mengganti kebiasaan konsumsi terigu olahan dengan alternatif lebih sehat membantu tubuh tetap bugar, sistem pencernaan seimbang, dan menurunkan risiko berbagai penyakit kronis.
Mazroh Atul Jannah
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
IPB University Siapkan Proyek Strategis Ambisius untuk Periode Mendatang
- Jumat, 05 Desember 2025
Pelaku Properti Syariah Didorong Berperan Aktif Wujudkan Program Perumahan Nasional
- Jumat, 05 Desember 2025
Harga Pangan Hari Ini 5 Desember 2025 Turun, Beras Premium dan Medium Lebih Terjangkau
- Jumat, 05 Desember 2025
Berita Lainnya
Pelaku Properti Syariah Didorong Berperan Aktif Wujudkan Program Perumahan Nasional
- Jumat, 05 Desember 2025
Dekarbonisasi Konstruksi Jadi Fokus Utama Insinyur dan Industri di Indonesia
- Jumat, 05 Desember 2025
Harga Pangan Hari Ini 5 Desember 2025 Turun, Beras Premium dan Medium Lebih Terjangkau
- Jumat, 05 Desember 2025
Terpopuler
1.
Lippo Siap Luncurkan Rumah Murah HWB Purwakarta Segera
- 05 Desember 2025
2.
3.
4.
DHL Express Investasi Besar Bangun Gateway Logistik Modern Surabaya
- 05 Desember 2025
5.
Spesifikasi dan Harga Samsung S24 FE di Indonesia
- 05 Desember 2025







