Pergerakan Saham BNI Berpotensi Positif Setelah Penurunan Suku Bunga BI

Pergerakan Saham BNI Berpotensi Positif Setelah Penurunan Suku Bunga BI
Pergerakan Saham BNI Berpotensi Positif Setelah Penurunan Suku Bunga BI

Jakarta - Sejak awal tahun 2020, sektor perbankan di Indonesia mengalami masa-masa sulit seiring dengan melemahnya pergerakan saham perbankan, termasuk PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI). Meski demikian, keputusan Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan suku bunga acuan memberikan harapan baru bagi para pelaku pasar yang menantikan sentimen positif dalam perdagangan saham perbankan.

Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar, mengakui bahwa saham-saham perbankan, termasuk BNI, memang masih menunjukkan tren pelemahan. Namun, ia optimis bahwa keputusan BI untuk menurunkan suku bunga acuan akan mengirimkan sinyal positif tentang prospek perbankan di Indonesia. "Selama ini kondisi likuiditas membuat investor berpikir bagaimana bank bisa berkembang kalau likuiditasnya ketat," ujar Royke, Kamis, 16 Januari 2025.

Penurunan suku bunga acuan BI dianggap sebagai langkah strategis yang mampu mendorong peningkatan likuiditas di sektor perbankan. Dengan ini, para pelaku pasar berharap bisa menyaksikan perbaikan kinerja saham perbankan, termasuk BNI. Penurunan bunga acuan diharapkan dapat membuka aliran likuiditas yang lebih lancar, sehingga bank bisa lebih leluasa dalam menjalankan fungsi intermediasinya.

Pada penutupan perdagangan Rabu 15 Januari 2025, saham BBNI berhasil menguat dengan signifikan, mencatat kenaikan sebesar 6,78%. Tren positif ini berlanjut pada hari berikutnya, Kamis, 16 Januari 2025, di mana saham BBNI kembali menguat 2,04% pada sesi perdagangan pertama. Penguatan ini memberikan angin segar bagi investor yang selama ini merasa was-was dengan kondisi pasar yang volatil.

Namun, perlu dicatat bahwa meskipun menunjukkan penguatan dalam beberapa hari terakhir, jika dilihat sejak awal tahun, saham BBNI masih terpantau mengalami koreksi. Hingga saat ini, penurunan tersebut sudah menipis menjadi 1,96%, dan saham BBNI diperdagangkan di level Rp 4.500 per saham.

Optimisme masih menjadi kunci dalam menanti tren positif yang lebih berkelanjutan dalam pergerakan saham BNI. "Ya kami optimistis bisa bagus, karena sekarang juga sudah hijau," tambah Royke. Hal ini menegaskan keyakinan manajemen BNI bahwa pemberlakuan kebijakan moneter oleh BI dapat memberikan dampak positif yang diharapkan.

Tidak hanya bagi BNI, penurunan suku bunga juga diharapkan bisa berdampak kepada seluruh industri perbankan. Prospek ini tentunya menarik perhatian sejumlah analis pasar yang melihat adanya peluang bagi saham-saham perbankan untuk kembali menguat setelah melewati tren penurunan sejak awal tahun.

Dengan situasi global yang penuh ketidakpastian dan dinamika ekonomi domestik yang menantang, kebijakan BI untuk menurunkan suku bunga ini dipandang sebagai langkah yang tepat pada saat ini. Peningkatan likuiditas yang diproyeksikan akan terjadi dapat mendorong tingkat pembiayaan di sektor-sektor produktif, sekaligus menggerakkan roda perekonomian Indonesia lebih cepat.

Meski begitu, para pelaku pasar wajib tetap waspada dan bijak dalam mengambil keputusan investasi. Sebab, pasar finansial masih akan dibayangi oleh berbagai faktor eksternal yang sulit diprediksi, termasuk perkembangan ekonomi global dan geopolitik yang bisa saja mempengaruhi sentimen pasar.

Dalam kondisi ini, pergerakan saham BNI dan emiten perbankan lainnya perlu terus dicermati. Kebijakan BI tersebut diharapkan mampu membawa perbaikan berkelanjutan bagi sektor perbankan, yang nantinya akan memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia secara keseluruhan.

Seiring dengan adanya penerapan kebijakan baru ini, pelaku pasar diharapkan tetap berhati-hati dan mengikuti perkembangan pasar dengan seksama. Bagi investor saham perbankan, penurunan suku bunga acuan oleh BI merupakan momen yang tepat untuk mengevaluasi kembali aset investasi dan memanfaatkan peluang yang ada demi keuntungan di masa depan.

Tri Kismayanti

Tri Kismayanti

navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

BSI Tingkatkan Syariah Compliance dengan Mendukung Pemberantasan Judi Online

BSI Tingkatkan Syariah Compliance dengan Mendukung Pemberantasan Judi Online

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Bersiap Ambil Alih Pengawasan Aset Kripto dari Bappebti

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Bersiap Ambil Alih Pengawasan Aset Kripto dari Bappebti

Mantan Pegawai BNI Lapor Ketua Tim Audit ke Polisi: Dugaan Pencemaran Nama Baik

Mantan Pegawai BNI Lapor Ketua Tim Audit ke Polisi: Dugaan Pencemaran Nama Baik

Apple Siap Investasi Rp16 Triliun untuk Pembangunan Pabrik AirTag di Indonesia, Targetkan Rampung 2026

Apple Siap Investasi Rp16 Triliun untuk Pembangunan Pabrik AirTag di Indonesia, Targetkan Rampung 2026

BBTN dan CIMB Niaga Didorong OJK untuk Spin Off Unit Usaha Syariah, Menyongsong Era Baru Perbankan Syariah Indonesia

BBTN dan CIMB Niaga Didorong OJK untuk Spin Off Unit Usaha Syariah, Menyongsong Era Baru Perbankan Syariah Indonesia